Gus Dur memiliki sembilan nilai utama sebagai syaratnya dalam, berfikir, bersikap, dan berjuang mengarungi samudra kehidupan di tengah-tengah kemajemukan masyarakat Indonesia. Gus Dur dikenal sebagai sosok yang sangat humanis dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan universal dalam kehidupan ini. Sembilan nilai utama tersebut menjadi poros Gus Dur untuk merawat kebinekaan yang ada di negeri ini.

  1. Ketauhidan
    Ketauhidan merupakan sumber dari keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, zat yang hakiki dan satu-satunya yang Maha Cinta, yang kemudian disebut dengan berbagai panggilan oleh manusia. Ketauhidan tidak hanya sekedar ucapan, melainkan juga harus dilafazkan dan menghujam dalam kesadaran bahwa Dia adalah sumber dari segala sumber dan rahmat dalam kehidupan di jagad raya ini. Bagi Gus Dur nilai-nilai ideal dalam ketauhidan tersebut melampui kelembagaan dan birokrasi agama. Baginya, ketauhidan harus diwujudkan dalam prilaku dan perjuangan sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan.
  2. Kemanusiaan
    Sebagai negara yang majemuk, tentu sikap toleransi sangatlah dibutuhkan untuk tetap menjaga kerukunan antar umat beragama, sehingga mampu melahirkan rasa kemanusiaan dalam diri setiap umat. Kemanusiaan lahir dari sebuah pandangan bahwa manusia adalah mahkluk ciptaan Allah yang dijadikan khalifah di muka bumi ini, untuk menjaga bumi dengan nilai-nilai kebaikan sebagai wakilNya. Kemanusiaan juga mestinya menjadi cerminan atas sifat-sifat mulia ketuhanan. Sehingga, kemuliaan yang ada dalam diri setiap manusia bisa menjadikannya untuk bersikap saling menghargai, menghormati, dan bertoleransi antar satu dengan yang lainnya. Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya, demikian juga sebaliknya, merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan Tuhan sebagai Sang Pencipta.
  3. Keadilan
    Sebagai negara hukum, maka setiap individu yang menghuni tanah pertiwi ini memiliki hak yang sama di mata hukum, sehingga keadilan menjadi hal yang harus diterapkan tanpa adanya diskriminasi atas nama apapun, dan idealnya memanglah begitu, walaupun pada kenyataannya masih jauh dari harapan. Keadilan bersumber dari pandangan bahwa martabat kemanusiaan hanya bisa dipenuhi dengan adanya keseimbangan, kelayakan, dan kepantasan dalam kehidupan masyarakat. Keadilan tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus diperjuangkan bersama. Inilah yang semasa hidupnya diperjuangan Gus Dur di tengah-tengah masyarakatnya yang beragam namun tidak mendiskrimansi.
  4. Kesetaraan
    Ketika kita sudah mampu memberikan keadilan kepada setiap orang dan kita sadar bahwa setiap manusia memiliki martabat yang sama di hadapan Tuhan, maka akan melahirkan sikap kesetaraan yang meniscayakan adanya perlakuan yang adil, relasi yang sederajat, tanpa eksploitasi dan diskriminasi serta marjinalisasi dalam masyarakat. Dalam masyarakat yang majemuk, tentu hal ini perlu diperjuangkan bersma, sebagaimana sosok Gus Dur yang selalu melakukan pembelaan kepada kaum yang tertindas dan dilemahkan serta termarjinalkan. Tentu sikap Gus Dur tersebut dilakukannya semata-mata demi menjaga rasa kemanusiaan antar sesama manusia dengan penuh ketulusan.
  5. Pembebasan
    Ketika kita mampu menerapkan keadilan dan kesetaraan dalam kemajemukan ini, maka akan lahir sikap pembebasan dalam diri kita untuk melepaskan diri dari berbagai belenggu. Sebab, spirit pembebasan hanya akan dimiliki oleh jiwa yang merdeka tanpa tekanan, terbebas dari rasa takut, serta otentik.
  6. Kesederhanaan
    Sikap sederhana selalu diterapkan Gus Dur dalam kehidupannya, kesederhanaan lahir dari jalan pikiran yang substansial. Sehingga sikap sederhana mampu menjadi budaya dalam kehidupan serta perlawanan terhadap sikap yang berlebihan, materialistis, dan karuptif.
  7. Persaudaraan
    Penghargaan atas nila-nilai kemanusiaan, keadilan, kesetaraan dan sebagainya di atas, akan menimbulkan rasa persaudaraan sehingga akan menggerakkan kebaikkan. Rasa persaudaraan akan memajukkan peradaban, persatuan dan kesatuan atas nama persaudaraan. Kita memang mungkin berbeda dalam berbagai hal, baik itu ras, suku, bahasa, budaya, agama, bahkan warna kulit sekalipun. Namun, kita adalah satu dalam kebangsaan, kita adalah saudara sekebangsaan dan sekemanusiaan, kita bisa sama dan bersatu demi menjaga persatuan dan keutuhan bangsa ini tanpa mempertanyakan perbedaan apapun.
  8. Kekesatrian
    Ketika kita memiliki kesadaran akan hak dan tugas setiap individu di dunia ini, maka akan muncul sikap kekesatrian yang berani bersikap, bertindak, dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan tersebut. Jiwa kesatria inilah yang terus dipupuk Gus Dur untuk berani berjuang dan menyuarakan kebaikan atas nama kemanusiaan universal.
  9. Kearifan lokal
    Kearifan lokal yang ada di Indonesia, diantaranya terwujud dalam menjadi dasar negara yang berupa Pancasila, UUD 1945, prinsip Bhineka Tunggal Ika serta seluruh tata nilai kebudayaan nusantara yang beradab. Gus Dur selalu menggerakkan kearifan lokal dan menjadikannya sebagai sumber gagasan dan pijakan sosial, budaya, politik, dalam membumikan nilai-nilai kemanusiaan tersebut.
Nuraini Zainal

Kesetaraan Perempuan Dalam Kultur Minangkabau, Ada Apa?

Previous article

Pentingnya Meneladani Pre-Marriage Talk Ala Virly K.A Bersama Pasangan

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Edukasi