Berbicara mengenai bahasa Indonesia, tentu tidak akan pernah habisnya, apalagi Indonesia memiliki banyak bahasa daerah yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Selain itu, adanya bahasa lisan, terkadang, banyak masyarakat tidak tahu dalam penulisan sehingga tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Masyarakat cenderung menulis sesuai dengan apa yang mereka lafalkan.

Nah, berikut ada sepuluh kata yang sering ditulis salah.

  1. Serdawa: Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) V, kata baku dari sendawa yakni serdawa. Nah, arti dari kata ini tentu bunyi yang keluar dari kerongkongan (biasanya apabila masuk angin atau sesudah makan kenyang.
  • Berkecak pinggang: Saat marah atau berdiri (ibu-ibu ketika masak), sering berkecak pinggang. Akan tetapi, masyarakat sering mengatakan bahwa hal tersebut adalah berkacak pinggang. Pengertian berkecak pinggang itu sendiri adalah menumpukan tangan di pinggang. Sementara itu, padanan katanya yakni becekak pinggang dan bertolak pinggang.
  • Utak-atik: dalam KBBI V, utak-atik yakni melakukan pekerjaan perbaikan dengan mencoba-coba. Akan tetapi, di masyarakat dominan menyebutkan kata otak-atik.
  • Tolok ukur: dalam KBBI V, tolok ukur adalah sesuatu yang dipakai sebagai dasar mengukur (menilai, dan sebagainya); patokan; standar. Sementara itu, tolak ukur merupakan bahasa nonbaku dari tolok ukur itu sendiri.
  • Takhta: dalam KBBI V, bentuk baku daru tahta yakni takhta yang bermakna tempat duduk raja atau sebuah kedudukan.
  • Syah: Seseorang sering menyebut kata sah menjadi syah. Padahal, dua kata tersebut memiliki makna yang berbeda. Syah bermakna baginda raja atau raja (dalam permainan catur, sedangkan sah bermakna dilakukan menurut hukum (undang-undang, peraturan) yang berlaku; nyata dan tentu; pasti. Kendati demikian, syah merupakan bentuk tidak baku dari kata sah.
  • Syarat: Banyak orang yang menulis kata syarat tanpa “y” yakni sarat, padahal antara syarat dan sarat memiliki makna yang berbeda. Syarat bermakna ketentuan atau janji (sebagai tuntunan atau permintaan yang harus dipenuhi). Sementara itu, sarat adalah penuh atau berat; terlalu banyak dan terlalu berat.
  • Nakhoda: Penulisan kata nakhoda sering kali salah ditulis oleh masyarakat. Kata ini acapkali ditulis “Nahkoda”, padahal tulisan aslinya nakhoda yang bermakna perwira laut yang memegang komando tertinggi di atas kapal niaga; kapten kapal. Sementara itu, kata nonbaku dari tulisan ini yakni, nahkoda; nakoda; nangkoda.
  • Membubung: Kata ini juga sering disalah tulis oleh beberapa orang yakni membumbung. Membubung bermakna naik; menaik; mengepul; makin tinggi. Sementara itu, membumbung bermakna menjadi (seperti) bumbung atau tabung.
  1. Cambang: Nah, apakah kalian pernah mendengar rambut tumbuh di sekitar pipi? Rambut tersebut dinamakan cambang, bukan jambang. Lantas, apakah jambang memiliki makna tersendiri? Tentu ada. Jambang adalah tempat menaruh bunga untuk hiasan; pasu bunga.

Nah, setelah membaca sepuluh kata-kata di atas, tentu kalian semua tidak akan salah lagi dalam menulis atau bertutur kata, bukan? Mari, terapkan tulisan yang baik dan benar agar tidak salah lagi dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sampai jumpa di artikel kepenulisan lainnya, ya.

Yui
Penulis dan Pengarang

    Densus 88 Kembali Tangkap 6 Tersangka Teroris

    Previous article

    Kata-Kata indah untuk Puisi yang Harus Kalian Ketahui

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *