Beberapa waktu yang lalu umat Muslim merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw, atau yang kita kenal dengan Maulid Nabi Muhammad Saw. Perayaan ini tentu menjadi momentum yang sangat spesial terkhusus bagi umat Muslim di seluruh dunia. Memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw merupakan bentuk rasa cinta umat kepada Baginda Muhammad Saw.

Ditinjau dari segi bahasa maulid berarti kelahiran,
Di Indonesia sendiri, masyarakat Muslim Indonesia merayakan Maulid Nabi dengan beragam cara. Hal demikian tentunya sesuai dengan adat dan kebiasaan masyarakat Indonesia yang memang memiliki berbagai macam tradisi yang begitu unik, sesuai dengan daerahnya masing-masing. Meskipun umat Muslim merayakannya dengan berbagai bentuk kebiasaan yang berbeda, tentu tidak akan mengurangi makna dan tujuan dari perayaan Maulid Nabi itu sendiri.


Sebab, merayakan maulid Nabi merupakan momentum yang tak hanya sebagai pengingat sejarah akan lahirnya Nabi Muhammad Saw bagi umat Muslim, tetapi juga sebagai pengingat bagi umat Islam akan sosok Rasulullah yang menjadi sosok teladan bagi setiap Muslim dalam menjalani setiap kehidupannya di dunia ini.


Inilah beberapa tradisi unik yang penuh makna yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam memperingati hari Maulid Nabi Muhammad Saw ;

  1. Muludhen
    Merupakan tradisi Maulid Nabi yang sering digelar oleh masyarakat Madura, Jawa Timur. Tradisi yang biasanya diisi dengan pembacaan riwayat hidup Nabi dan sedikit selingan ceramah keagamaan perihal Nabi serta akhlak teladan Nabi semasa hidupnya yang menjadi pegangan hidup kita sebagai umat Islam.
    Pada perayaan Maulid agung ini para perempuan biasanya akan datang ke masjid ataupun mushallah dengan membawa talam yang di atasnya berisi tumpeng, yang dikelilingi dengan bermacam buah-buahan yang ditusuk dengan lidi.
  2. Grebeg Maulud
    Grebeg artinya “mengikuti” yaitu tradisi mengikuti sultan dan para pembesar keluar dari keratin menuju masjid untuk mengikuti perayaan Maulid Nabi yang lengkap dengan sarana upacara. Puncak dari tradisi ini adalah iringan gunungan yang dibawa ke Mesjid Agung. Setelah itu barulah diselenggarakan doa dan upacara persembahan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dan kepercayaan bahwa bagian-bagian dari gunungan tersebut dipercayai akan memperkuat tekad dan memiliki daya tua, terutama untuk para petani yang dipercayai akan memberikan lahan yang subur nantiya.
  3. Weh-wehan
    Merupakan sebuah tradisi masyarakat di kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa tengah, yaitu tradisi saling menukar makanan antar tetangga
Nuraini Zainal

Dibantu Oknum TNI, Selebgram Rachel Vennya Berhasil Kabur Karantina dan Mendapatkan Fasilitas yang Tidak Sesuai

Previous article

Rabiul Awal sebagai Momentum Kemanusiaan

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Berita