Entrepreneur memang bisa merupakan bakat, namun bisa dibentuk. Yang pasti, semua bukan tidak bisa menjadi entrepreneur yang sukses. Banyak cerita tentang orang yang mempunyai mitos yang salah tentang entrepreneurship. Mitos yang salah akan menciptakan rasa takut yang menjadi penghalang utama seseorang untuk memutuskan memulai usaha.

Sukses merupakan proses yang bergulir. Meskipun demikian, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum atau kelompok atau individu, kecuali kaum atau kelompok atau individu itu berusaha mengubahnya.

Kita berusaha yang terbaik, sabar dan mengikuti jalan yang benar yang dilandasi iman kepada Allah. Insya Allah kita akan menjadi entrepreneur yang berhasil, baik di dunia mapun di akhirat.

Untuk itu, disini penulis akan membahas lebih mendalam mengenai karakteristik dan tinjauannya dalam Al-Qur’an dan Hadist.

Wirausaha/ wiraswasta atau yang sering disebut dengan entrepreneur, secara bahasa (etimologis) wira berarti perwira, utama, teladan, berani. Swa berarti sendiri, sedangkan sta berarti berdiri.

Jadi wiraswasta keberanian berdiri sendiri di atas kaki sendiri.
Dengan demikian pengertian wiraswasta/ wirausaha/ entrepreneur adalah orang yang berani membuka lapangan pekerjaan dengan kekuatan sendiri, yang tidak saja menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga dapat menguntungkan atau memberikan manfaat bagi masyarakat, karena dapat menyerap tenaga kerja yang memerlukan pekerjaan.

KARAKTERISTIK UNTUK MENJADI WIRAUSAHA
Semua orang dapat menjadi entrepreneur. Tanpa kecuali. Untuk menjadi entrepreneur sukses dapat menggunakan pedoman

SMART IN ENTREPRENEUR.

S singkatan Sikap metal positif sebagai landasan untuk menjadi entrepreneur.

M adalah Menciptakan mimpi dan berusaha mengejarnya.

A adalah Ambil langkah sekarang juga, meskipun tidak punya uang.

R kepanjangan Rahasia melambungkan bisnis dan T simbol Terimalah kegagalan yang merupakan bagian dari pelajaran untuk meraih kesuksesan.

IN adalah Insya Allah, hanya Allah-lah yang mengizinkan kita sukses menjadi entrepreneur.

Entrepreneur memang bisa merupakan bakat, namun bisa dibentuk. Yang pasti, semua bukan tidak bisa menjadi entrepreneur yang sukses. Banyak cerita tentang orang yang mempunyai mitos yang salah tentang entrepreneurship. Mitos yang salah akan menciptakan rasa takut yang menjadi penghalang utama seseorang untuk memutuskan memulai usaha.

Semua yang ada di dunia ini merupakan ciptaan Allah termasuk harta. Oleh karenanya harta pun sebenarnya juga milik Allah. Manusia hanya memanfaatkan dan mengelolanya sesuai dengan ketentuan syari’ah. Dimana selalu mengembalikan semuanya kepada Allah. Entah usaha yang digeluti tersebut sedang naik ataupun turun , semuanya disyukuri dan memiliki spirit untuk lebih mengembangkannya.
Berwirausaha mempunyai beberapa karakteristik yang menonjol, di antaranya adalah :

1.Kreatif dan Inovatif
Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:
عَنْ عَاصِمْ بْنِ عُبَيْدِ الله عَنْ سَالِمْ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ للهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُؤْمِنَ الْمُحْتَرِفَ )أخرجه البيهقى(
“Dari ‘Ashim Ibn ‘Ubaidillah dari Salim dari ayahnya, Ia berkata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Sesungguhnya Allah menykai orang mukmin yang berkarya.”(H. R. Al-Baihaqi).

Berdasarkan hadits di atas dapat disebutkan bahwa berwirausaha merupakan kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi.

Kreatifitas merupakan skill yang penting dalam menciptakan peluang-peluang bisnis dan mengembangkannya. Seorang wirausaha tetap mampu menemukan dan menciptakan peluang baru untuk berbisnis, sehingga ia tidak pernah khawatir kehabisan lahan walaupun bergelut dengan persaingan yang sangat ketat. Sedangkan inovasi merupakan kemampuan melakukan pembaruan-pembaruan dalam bisnis yang digelutinya, sehingga bisnis yang dilakukannya selalu dapat mengikuti perkembangan zaman. Sifat inovatif. Ini akan mendorong bangkitnya kembali kegairahan untuk meraih kemajuan dalam berbisnis.

Faktanya, ide tidak mungkin berjalan baik tanpa pemasaran. Berapa banyak pebisnis pemula gulung tikar karena termakan ide-ide tanpa melihat kebutuhan masyarakat. Maka kenalilah kembali ide bisnismu apakah memang diminati masyakarat. Jika ide ini masih tergolong baru, lakukan riset pasar agar ide itu bisa diterima oleh masyarakat.

  1. Proaktif
    Suka mencari informasi yang ada hubungannya dengan dunia yang digelutinya, agar mereka tidak ketinggalan informasi sehingga segala sesuatunya dapat disikapi dengan bijak dan tepat.
    Pada kenyataannya, diawal memulainya mungkin hampir seluruh waktu akan tersita untuk usaha. Jangankan untuk keluarga, sampai-sampai urusan mandipun bisa terlupakan. Tetapi seorang wirausaha harus bisa me-manage waktu dengan baik. Belajar me-manage waktu adalah salah satu kunci. Bekerja lebih lama bukan berarti melupakan keluarga atau saudara, dimana harus bisa meluangkan waktu buat mereka.
  2. Keseimbangan
    a-Keseimbangan Hidup didunia dan diakhirat
    Hadis Anas bin Malik tentang keseimbangan hidup di dunia dan di akhirat
    عَنْ أَنَسَ بْنِ مَلِكٍ قَالَ ، قَالَ رَسُلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَيْسَ بِخَيْرِكُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لآخِرَتِهِ وَلا آخِرَتُهُ لِدُنْيَاهُ حَتىَّ يُصِيْبُ مِنْهُمَا جَمِيْعًا فَإِنَّ الدُّنْيَ بَلاغٌ إِلَى الآخِرَةِ وَلاَتَكُوْنُوْا كلاَّ عَلَى النَّاس ( رواه الديلمي وابن عساكر )
    Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda: bukankah orang yang paling baik di antara kamu orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhirat atau meninggalkan akhirat untuk mengejar dunia sehingga dapat memadukan keduanya. Sesungguhnya kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju kehidupan akhirat. Janganlah kamu menjadi beban orang lain. (H.R. Ad Dailamy dan Ibnu Asakir)

Keselarasan hidup di dunia dan di akhirat juga disebutkan dalam hadis lain riwayat Ibnu Asakir, “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup untuk selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok”. Maksudnya hadis ini ialah menggambarkan kehidupan duniawi dan kehidupan ukhrawi, yakni bagaimana seseorang menjalani kedua kehidupan tersebut.

b-Keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup
Menurut Kiai Sahal, keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup merupakan kunci kesejahteraan.Seseorang baik individu maupun kelompok yang melakukan pengrusakan, penjarahan, eksploitasi untuk memenuhi segala yang dibutuhkan sebagai bahan baku dalam berwirausaha itu tidak patut dilakukan. Eksploitasi tanpa batas kekayaan alam tanpa memikirkan resiko lingkungan ini akan berdampak negatif, Karena akan menjadikan lingkungan ataupun ekosistem yang ada menjadi rusak dan mengganggu makhluk hidup lainnya. Manusia bukan ditugaskan untuk merusak namun seharusnya mampu menjadi khalifah fi al-ardl.

  1. Trust / kejujuran
    Bila belajar dari Rasulullah , yang tidak butuh lama beliau ketika masih muda menjadi salah satu pedagang sukses di Jazirah Arab pada waktu itu. Di usia 17 tahun, Muhammad muda sudah masuk kategori entrepreneur besar dengan jalur perdagangan lintas negara, atau kalau bahasa sekarang sudah bermain ekspor-impor. Selain karena keuletan dan kerja kerasnya, modal utama kesuksesannya dalam dunia entrepreneur adalah konsistensi dalam membangun trust sehingga wajar bila Muhammad muda akhirnya mendapatkan julukan Al-Amin (dapat dipercaya). Prinsip yang dibangun Muhammad muda yaitu jangan sampai mendapatkan uang dari cara-cara yang bathil, seperti menipu, curang, mengurangi timbangan dan lain sebagainya.

Dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 70-71
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا (٧٠) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (٧١)
Artinya: (70). Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar,(71) niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah mendapat kemenangan yang besar.

  1. Produktif dan berani mengambil resiko
    Mementingkan pengeluaran yang bersifat produktif daripada yang bersifat konsumtif merupakan kunci untuk sukses. Memperhitungkan dengan teliti, dan cermat dalam memutuskan pengeluaran uang untuk hal-hal yang produktif bisa menekan kecenderungan pada hal-hal yang bersifat kemewahan, dan gengsi yang tidak menghasilkan keuntungan.
    Dalam Al-Qur’an Surah Al-Anbiya ayat 80.
    وَعَلَّمْنَاهُ صَنْعَةَ لَبُوسٍ لَكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِنْ بَأْسِكُمْ ۖفَهَلْ أَنْتُمْ شَاكِرُونَ
    Artinya:Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).

Sekarang saja bisa menyaksikan bahwa dari perputaran uang di Indoenesia, 80-90% dikuasai oleh para pelaku usaha, sebut saja Rudi Hartono, Ciputra, Chairul Tanjung, Abu Rizal Bakrie dan lain-lainnya. Dengan peluang yang masih terbuka lebar, tetapi mengapa masih banyak orang yang takut menjadi entrepreneur? Jawabannya disebabkan entrepreneur adalah dunia (penuh) resiko dan dunia keberanian, makanya tidak banyak orang yang berani melangkahkan kakinya di dunia entrepreneur. Akan tetapi, bukankah hidup ini memang selalu mengandung resiko, dan bukankah hidup ini memang membutuhkan keberanian dalam segala hal. Hanya saja, bagi para pelaku usaha justru menjadikan resiko sebagai seni yang harus dinikmati, sehingga akhirnya memiliki nyali untuk berani mengambil resiko, berani berspekulasi, dan berani mencoba ide-ide baru. Prinsipnya, saat mengalami kegagalan harus tetap bangkit, dan saat sukses harus tetap membumi serta terus memperbaiki kualitas.

  1. Pemberdaya,
    Memahami manajemen, menangani pekerjaan dengan membagi habis tugas dan memberdayakan orang lain dalam pembinaannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian di satu sisi tujuan bisnisnya tercapai, dan di sisi lain orang yang bekerja padanya juga di berdayakan sehingga mendapat pengalaman, yang pada gilirannya nanti dapat berdiri sendiri berkat pemberdayaan yang dilakukan oleh pemimpinnya.
    Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW. “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin harus bertanggung jawab atas kepemimpinannya”.
  2. Tangan di atas,
    Setiap rezeki yang diterima harus ada sebagian yang dibagikan kepada orang-orang yang kurang beruntung yang diberikan secara ikhlas. Bagi para wirausaha tangan di atas (suka memberi) ini merupakan hal penting dalam hidupnya karena setiap pemberian yang ikhlas menambah kualitas dan kuantitas rezekinya dan hidupnya penuh berkah. Itulah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. dalam salah satu hadisnya “Tangan di atas lebih mulia dari tangan yang di bawah”.
  3. Rendah hati,
    Sejatinya menyadari keberhasilan yang dicapainya bukan sepenuhnya karena kehebatannya, tetapi ia sadar betul di samping upayanya yang sungguh-sungguh ia juga tidak terlepas dari pertolongan Allah, dan harus diyakini betul bagi para wirausaha muslim, sehingga akan selalu bersyukur dan tawadhu (rendah hati).

Menurut Profesor Edwood Chapman, Landasan pertama menjadi entrepreneur sukses bagi orang biasa adalah sikap mental positif. Sikap mental adalah cara mengkomunikasikan atau mengekspresikan suasana hati atau watak kepada orang lain. Jika ekpresi kita kepada orang lain positif, kita disebut sebagai orang yang bersikap mental positif. Sebaliknya, jika ekpresi kita kepada orang lain negatif, kita disebut orang yang bersikap mental negatif. Sikap mental positif merupakan salah satu dari jiwa entrepreneur yang menonjol.

  1. Kesederhanaan
    Kembali belajar dari Rasulullah SAW, saat berada di puncak kejayaan sebagai seorang entrepreneur, Muhammad muda tetap menjadi sosok sederhana, gemar berbagi, tidak sombong, lebih mementingkan orang lain, dan tidak pernah memamerkan capaian-capaian yang sudah diraihnya. Jejak-jejak menawan itulah, menjadikan mitra atau partner bisnis Muhammad yang bernama Siti Khodijah tertarik dan ingin menikah dengan Muhammad. Siti Khodijah sendiri merupakan seorang janda kaya raya, ia berangkat dari keluarga terkemuka dan terhormat di kalangan penduduk Makkah. Bersatunya kedua sosok tersebut, menjadi pertemuan serasi dan juga sejajar lantaran mempertemukan dua pebisnis besar pada waktu itu.

10.Terus belajar
Berkaca dari kisah Nabi Muhammad SAW di atas, dapat menjadi dasar bagi para orang tua, pendidik, dan lembaga pendidikan bahwa kemampuan berwirausaha atau berentrepreneur bukanlah kemampuan yang tiba-tiba datang dari langit, namun merupakan hasil dari didikan, latihan serta pengalaman yang memadukan antara teori sekaligus praktek (langsung).
Sudah saatnya kultur baru dibangun dengan membiasakan anak-anak dan para pelajar diberi kail bukan ikan. Bahkan sebisa mungkin, sedini mungkin anak-anak sudah diajari ilmu entrepreneur seperti yang dulu Rasulullah SAW dapatkan. Bagaimana Rasulullah SAW sejak usia 12 tahun ikut berdagang pamannya, dan ikut berdagang (menemani pamannya Abu Thalib) ini termasuk bagian dari proses belajar, training atau sekolah entrepreneur.

Sampai akhirnya Rasulullah SAW berani berdagang sendiri (mandiri) dan benar-benar sampai pada titik kesuksesan besar. Apalagi Nabi Muhammad SAW sudah menegaskan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah berasal dari kegiatan perniagaan. Hal ini menunjukkan bahwa 90% pintu rezeki dikuasai oleh para pelaku usaha.

Penulis : Harfani

dutadamaisumbar

PENGARUH AGAMA POLITIK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

Previous article

15 COMPUND WORDS IN ENGLISH PART 2

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *