Sila Pertama dalam Pancasila, “Ketuhanan Yang Maha Esa”, merupakan fondasi penting yang menegaskan prinsip kerukunan dan toleransi dalam keragaman di Indonesia. Dalam konteks yang luas, sila ini menyerukan kepada kita semua untuk menghargai dan menghormati keberagaman keyakinan dan agama.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kita seringkali melihat gelombang eksklusivitas beragama yang mengancam kerukunan sosial. Eksklusivitas beragama, yaitu sikap atau pandangan yang mengecualikan orang lain berdasarkan keyakinan atau agama mereka, tidak sejalan dengan prinsip-prinsip yang ditegaskan oleh Sila Pertama atau kepercayaan bahwa hanya satu agama atau sistem kepercayaan tertentu yang benar.

Untuk menangkal eksklusivitas beragama dan memperkuat kerukunan, kita perlu membumikan Sila Pertama dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti memahami dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Sila Pertama, yaitu penghargaan terhadap keragaman agama dan keyakinan, serta sikap toleransi dan saling menghargai antara penganut agama yang berbeda.

Penerapan Sila Pertama ini bisa dimulai dari hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, menghormati hari-hari suci dari agama lain, tidak memaksa keyakinan kita kepada orang lain, dan selalu berusaha untuk mengedepankan dialog dan diskusi yang konstruktif dalam hal-hal yang berkaitan dengan agama atau keyakinan.

Dengan semakin banyaknya orang yang membumikan Sila Pertama, eksklusivitas beragama diharapkan dapat diminimalisir. Melalui kerukunan dan toleransi, kita dapat menciptakan Indonesia yang lebih inklusif dan damai, di mana setiap orang merasa dihargai dan dihormati, tanpa memandang keyakinan atau agamanya

Hai, Apakah Aku boleh Bertanya?

Previous article

Daftar Negara Lolos Ke Putaran 3 kualifikasi Piala Dunia Zona Asia

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Opini