Tanpa disadari kita pernah bersentuhan langsung atau tidak langsung dengan masalah benih-benih ekstremisme kekerasan. Diantara pengalaman yang sering terjadi langsung dalam kehidupan sehari-hari diantaranya :
- Diunfriend oleh teman karena beda pendapat.
Perbedaan pendapat yang terjadi dalam lingkungan pertemanan itu wajar saja, selama perbedaan itu bisa disikapi secara bijak satu sama lain. Beda pendapat yang bisa memutus hubungan, nah itu baru bisa dibilang tidak wajar. Berdasarkan pengalaman, gue pernah diunfriend sama temen deket sendiri karna beda pandangan politik. HAHA lucu banget kan.
Awalnya gue udah coba menyikapi perbedaan pandangan ini sebagai hal biasa dengan perbedaan-perbedaan sebelumnya, tapi makin kesini dia makin terus jatohin argument gue. Takut kepancing emosi, justru malah bikin rengang nantinya yaudah gue pergi aja. Pas gue udah mulai tenang gue chat dia duluan, trus dia malah bilang yaudah kayaknya kita beda dan langsung block gue. Parahkan? HAHA
Ada yang pernah punya pengalaman sama?
- Punya teman yang suka nyebar hoax di grup WA atau sosmed.
Dalam setiap grup sosmed yang gue miliki, hampir semunya pernah ada yang ngirim berita hoax. Topik pesannya macam-macam,
- ada yang kasih kuota gratis,
- hoax pesan berantai seperti jika tidak kita teruskan maka kita akan mengalami hal buruk,
- hoaks soal cerita urban legend. Contohnya cerita seram tentang tempat, benda, atau kegiatan tertentu. Hoaks jenis ini biasanya berisi imbauan untuk tidak mengunjungi, membeli, atau melakukan hal yang telah disebutkan pembuat hoaks tadi. Hoaks jenis ini dapat berimbas negatif pada si objek kabar hoaks, seperti mulai dijauhi sampai nilai ekonomisnya menurun. Sekilas hoaks ini juga mirip dengan black campaign.
- Hoaks satu ini berupa surat yang berisikan tentang kabar dari seseorang yang tengah sakit dan membutuhkan dana guna operasi atau obat. Hoaks jenis ini biasanya menggunakan foto dari Google demi mendapatkan simpati. Oknum dari penyebar hoaks ini turut menyertakan nomor rekening agar korban yang tertipu bisa mengirimkan beberapa jumlah uang.
- Mewabahnya virus corona di China mengejutkan dunia. Ternyata, kabar hoaks soal virus corona lebih deras menyerang dunia maya. Bahkan, Kementerian Komunikasi dan Informatika pada 12 Februari 2020 lalu mengidentifikasi 86 hoaks, disinformasi, dan kabar bohong mengenai virus corona.
- Biasanya, penyebar berita bohong ini mengaitkan sejumlah kejadian dengan serangan penyakit tertentu. Padahal jika diteliti, banyak dari isu kabar tersebut palsu.
Nah itu diantaranya macam-macam pesan hoax yang penah masuk ke smartphone gue, mungkin kalian pernah mendapatkan pesan yang sama atau jenis lainnya. Tentunya kita harus berhati-hati perihal membaca pesan masuk untuk kedepannya.
- Pernah diajak/bergabung dalam tawuran.
Pernah ga kalian diajak ikut gabung dalam kelompok tauran? Awalnya sih ajakan cuma-cuma, tapi nolak juga ga enak takut dikatain ga gaul sama yang lain, akhirnya ikut gabung deh.
Nah dari sini kita juga harus bisa filter ajakan teman, mana yang ngajak kea rah negatif mana ya bakalan bawa ke arah positif. Kita harus bijak dalam memilih teman, kalau rasanya banyak unfaedahnya mendeng ngejauh deh. Gue pernah baca buku yang katanya “kita emang ga boleh milih-milih dalam berteman, tapi buat menjadikan seorang teman sebagai teman dekat kita harus memilih. Orang lain akan liat dengan siap kita berteman, dan otomatis karakter kita ga akan jauh dari teman dekat kita”.
- Pernah diajak masuk kelompok berpaham ekstrem dan ekslusif.
Kejadian ini hampir pernah terjadi dalam hidup gue. Jadi ceritanya gue diajak sama temen gue ke acara suatu komunitas dia, trus diakhir kegiatan gue diajak gabung bahas pembahasan yang berat gitu. Nah besoknya diajak lagi, gue mulai nolak tuh karena inget kan sebelumnya gimana. Tapi dipaksa-paksa, dibilang kalo ga ikut bakalan ini, itu lah yang akan terjadi sama gue. Nah gue jadi serba salah dong, disatu sisi dia temen deket gue, disisi lain pembahasan komunitasnya menurut pemahaman gue berpaham eksrem dan ekslusif, mau ngelaporin komunitasnya juga rasanya gue takut banget. Akhirnya gue mulai konsultasi sama psikolog sikap apa yang harus gue lakukan saat diajak sama dia yang bikin dia ga sakit hati sama gue dan juga bikin gue ga dimasukkin sebagai anggota dari komunitas dia.
- Pernah jadi korban diskriminasi.
- Diskriminasi ras/etnis
- Diskriminasi gender
- Diskriminasi agama
- Diskriminasi terhadap difabel
- Diskriminasi terhadap kelas social.
Diantara diskriminasi yang ada di Indonesia, :
Gimana udah bisa dong mulai sekarang menyadari benih kekerasan yang ada disekitar kita? Mari kita sikapi perbedaan dengan bijak dan jangan mudah terprovokasi oleh oknum tertentu.
Comments