Leadership dan Organisasi tidak bisa dipisahkan dalam pembangunan sebuah organisasi. Ketika suatu organisasi atau komunitas telah dibentuk oleh orang perorangan atau badan pemerintahan ataupun NGO yang tujuan utamanya adalah non profit serta kampanye isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat lambat lain takdir dari komunitas tersebut hanya ada tiga yaitu terus lanjut ( menjadi besar atau stagnan ), mati ditengah jalan atau terlupakan ( lanjut namun tidak ada fungsi). Sebuah hukum alam yang tidak bisa di elekkan.
Untuk menjamin keberlangsungan sebuah organisasi paling mudah yang bisa dilakukan oleh seorang founder organisasi tersebut adalah mengupayakan terbentuknya AD/ART organisasi yang mudah dipahami oleh generasi penerus mereka. Lalu apakah itu cukup? Ternyata tidak.
Hal utama dalam merawat organisasi agar terus berkembang adalah merawat leadership dalam organisasi tersebut. Hal yang paling mudah adalah selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan keorganisasian yang sifatnya internal ataupun eksternal. Sehingga leadership akan makin mudah terbentuk melalui proses komunikasi yang tepat dengan memegang prinsip perencanaan, eksekusi, monitoring hingga evaluasi.
Leadership dalam organisasi tidak mudah untuk dibentuk namun dengan kegiatan yang terencana dan teratur leadership keanggotaan dalam organisasi akan tumbuh secara alami. Ketika tumbuh secara alami maka tidak akan sulit mencari pemimpin masa depan dalam organisasi tersebut.
Leadership jangan di artikan sebagai sifat yang harus dimiliki oleh ketua atau pemimpin dari organisasi saja. Namun harus diartikan luas sebagai pola pikir yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam organisasi.
Organisasi “seumur jagung” akan lebih mudah terkena krisis kepemimpinan ini atau leadership yang kurang. Hal ini lebih disebabkan oleh ego pribadi dari pemangku jabatan dalam organisasi yang biasanya tidak memiliki jam terbang serta terpenjara oleh janji (visi/ Misi) dalam pencalonan diri saat pemilihan ketua organisasi pada umumnya disebut dengan istilah Musyawarah Besar.
Pola kepemimpinan seseorang dalam membangun organisasi memang berbeda-beda dan itulah fungsi dari pemangku jabatan dalam organisasi untuk menyatukan individu dalam organisasi seumur jagung tersebut. komunikasi yang baik dan penempatan posisi yang tepat menjadi hal yang wajib dimiliki oleh organisasi seumur jagung tersebut. Karena masa ini adalah masa dimana penentu keberlangsungan sebuah organisasi menjadi tumbuh dan berkembang atau mundur dan mati ditengah jalan.
Pada umumnya pemimpin yang baik dalam organisasi “Seumur Jagung” ini akan lebih fokus membenahi komunikasi dalam organisasi dibandingkan meningkatkan kegiatan keorganisasian. hal ini dipengaruhi oleh faktor kepentingan individu dalam organisasi akan jauh lebih menonjol di bandingkan faktor kegiatan keorganisasian. Otomatis kegiatan keorganisasian hanya akan berkutat disitu-situ saja tanpa peningkatan kuantitas maupun kualitas kegiatan. Apalagi organisasi yang sifatnya “segmented” (Khusus).
Umumnya ketika kepercayaan dari anggota dalam organisasi terhadap pemangku jabatan sudah berkurang atau tidak respek lagi karena faktor komunikasi yang buruk dapat dipastikan organisasi tersebut hanya menunggu waktu saja untuk hancur atau paling kurang mundur kebelakang. Makanya dalam organisasi periode masa jabatan dibatasi yang acuan masa jabatan 1-5 tahun dalam satu periode. Tentunya ada plus minusnya dalam menentukan jabatan. Terlalu lama akan berakibat pada regenerasi yang kurang berkembang dan terlalu sebentar akan berakibat inovasi kegiatan yang minim. Sehingga biasanya organisasi kemasyarakatan mengambil masa jabatan ketua umum 2-3 tahun.
Leadership memang sangat identik terhadap pemimpin dalam organisasi namun ternyata itu kekeliruan terbesar. Leadership lebih identik kepada sifat wajib yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam organisasi dan pemangku jabatan lah yang bertanggung jawab mengelola itu sebuah agar organisasi lebih mudah berkembang.
Pemangku jabatan harus mampu memahami tugasnya masing-masing. Pemangku jabatan harus mampu mengkomunikasikan program kerja organisasi kepada anggotanya, harus mampu merespon setiap persolan dalam organisasi dan lainnya.
Comments