Indonesia tengah menyongsong era generasi emas, sebuah periode di mana potensi pemuda sebagai motor penggerak bangsa semakin diperhitungkan. Dalam menghadapi tantangan globalisasi, menguatkan jiwa nasionalisme di kalangan pemuda menjadi kunci utama untuk memastikan keberhasilan dan kemajuan bangsa. Tokoh-tokoh nasional seperti Soekarno, Hatta, dan Ki Hajar Dewantara telah mengajarkan bahwa semangat kebangsaan dan cinta tanah air adalah fondasi yang harus kokoh dalam setiap generasi.
Soekarno, dalam berbagai pidatonya, sering menekankan pentingnya pemuda sebagai “tulang punggung bangsa.” Beliau percaya bahwa tanpa semangat nasionalisme yang kuat, bangsa ini tidak akan mampu menghadapi tantangan dari dalam dan luar negeri. Pemuda Indonesia harus memiliki cinta yang mendalam terhadap tanah air, memahami sejarah, budaya, dan nilai-nilai luhur bangsa.
Sementara itu, Mohammad Hatta, sebagai salah satu proklamator dan Bapak Koperasi Indonesia, juga mengajarkan bahwa nasionalisme bukan hanya soal kebanggaan, tetapi juga tindakan nyata dalam membangun dan memajukan bangsa. Hatta menunjukkan bagaimana nasionalisme bisa diwujudkan dalam bentuk perjuangan ekonomi dan kesejahteraan sosial, yang semuanya berpulang pada peran aktif pemuda dalam pembangunan bangsa.
Dengan demikian, Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan nasional, menegaskan pentingnya pendidikan dalam menanamkan semangat nasionalisme. Beliau percaya bahwa pendidikan yang baik akan membentuk karakter pemuda yang mencintai tanah air dan siap berkontribusi untuk negara. Pendidikan tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga nilai-nilai kebangsaan yang akan membimbing pemuda dalam menghadapi tantangan global.
Di era generasi emas ini, pemuda Indonesia dihadapkan pada peluang dan tantangan yang belum pernah ada sebelumnya. Dengan teknologi yang semakin maju dan dunia yang semakin terhubung, pemuda memiliki kesempatan besar untuk belajar, berinovasi, dan berkarya. Namun, tantangan seperti arus informasi yang tidak terfilter, pengaruh budaya asing, dan ancaman disintegrasi sosial juga semakin nyata. Oleh karena itu, jiwa nasionalisme yang kuat diperlukan agar pemuda mampu memfilter berbagai pengaruh negatif dan tetap teguh pada nilai-nilai kebangsaan.
Menguatkan jiwa nasionalisme pemuda menuju era generasi emas bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat, keluarga, dan institusi pendidikan. Melalui pendidikan karakter, kegiatan kebudayaan, dan pemberdayaan ekonomi, kita dapat memastikan bahwa semangat nasionalisme terus menyala di dada setiap pemuda Indonesia. Dengan demikian, mereka tidak hanya siap menghadapi tantangan global, tetapi juga menjadi penggerak utama dalam pembangunan bangsa yang adil, makmur, dan berdaulat.
Sebagaimana yang diajarkan oleh para tokoh bangsa, nasionalisme adalah roh yang harus ada dalam setiap gerakan dan tindakan pemuda. Dengan jiwa nasionalisme yang kuat, generasi emas Indonesia akan mampu membawa bangsa ini ke puncak kejayaan, menjadikan Indonesia sebagai negara yang disegani dan dihormati di mata dunia.
Penulis : Suprio Jaya Putra (Peserta Regenerasi Duta Damai BNPT Reg. Sumatera Barat (2024)
Comments