Tampaknya peristiwa-peristiwa di tanah air, yakni Indonesia, tidak henti-hentinya ada, bahkan semakin menarik. Tentu salah satunya berasal dari salah satu TikToker asal Lampung yang bernama Bima yang viral karena kritikannya terhadap pemerintah Lampung. Laki-laki yang menempuh pendidikan di Australia itu membuat slide presentasi mengenai keadaan lampung yang tidak berkembang. Bahkan, kritikan itu melebar ke mana-mana.
Tindakan itu memicu reaksi netizen yang lain, ada yang setuju dan mendukung Bima, ada yang mencibir, ada juga yang hanya diam dan menyimak sambil menyantap jagung bakar. Iya, beragam aksi yang muncul sehingga Lampung menjadi viral dalam beberapa minggu terakhir.
Lantangnya Bima berkomentar dengan gaya khasnya, menjadikan laki-laki itu sasaran dalam beretika. Dalam salah satu video lama, sebelum Lampung Viral, ia pernah memanggil Presiden Kelima, Megawati Soekarno Putri dengan sebutan “janda”. Sempat ia membela diri bahwa kata janda itu tidaklah buruk dan sesuai fakta yang ada.
Lantas, bagaimana tanggapan simpatisan Ibu Megawati dan juga warganet? Tentu beragam.
Salah satu kader dari PDI-Perjuangan sangat menyayangkan ucapan Bima tersebut. Ia mendukung tindakan Bima dalam mengkritik pembangunan di Lampung yang lamban, tetapi tidak membenarkan penyebutan kata “janda”, apalagi kata itu untuk Presiden alias seseorang yang pernah menjadi pemimpin negara. Tidak hanya kader yang meradang, beberapa warganet pun tidak setuju dengan ucapan Bima. Banyak dari mereka yang hilang respect, bahkan berpikir bahwa Bima sudah di atas angin karena dibela oleh masyarakat Indonesia.
Nah, nah, menanggapi ini, tentu siapa pun harus paham etika dalam bersosial media, jangan sampai apa yang kita ketik hari ini, akan menjadi bumerang di kemudian hari? Jejak digital itu sangat kejam. Alih-alih bersumpah serapah, lebih baik menjaga ketikan. Jika ingin mengumpat, mengumpatlah dengan cara yang tepat. Jika ingin mengkritik, kritiklah dengan cara yang benar. Iya, jika kritikan itu tidak diterima atau hanya dipandang sebelah mata, carilah dukungan tanpa menyudutkan pihak lain. Toh, masih banyak pejabat negara yang waras dan takut akan dosa ataupun Tuhan.
Comments