Sudah hampir satu tahun lebih wabah covid-19 terus melanda negeri ini. Korban positif yang terpapar virus semakin bertambah. Begitu pula korban yang meninggal dan sembuh terus bergerak meningkat. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan salah satunya adalah pemberlakukan Darurat Kesehatan Masyarakat yang menurunkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah. Namun, memang patut disayangkan, di tengah perjuangan seluruh masyarakat termasuk tim medis yang tidak mengenal waktu mengatasi wabah ini, ada virus lain yang juga tidak kalah hebatnya yang menyebar di masyarakat.
Optimisme masyarakat untuk melawan virus ini seringkali dipatahkan dengan virus adu domba. Beberapa Kebijakan jaga jarak, pembatasan sosial, dan kurangi kerumunan dibingkai menjadi faktor seolah larangan untuk beraktifitas terutama beribadah. Ada narasi yang muncul yang memprovokasi masyarakat untuk melakukan pembangkangan sosial. Kebosanan massal dan kepanikan justru yang sangat diinginkan dari bagi kelompok penyebar fitnah agar muncul krisis sosial. Hasutan, provokasi dan ajakan untuk melakukan anarki menjadi problem tersendiri di tengah pandemi ini. Karena itulah, masyarakat harus memiliki filter yang kuat dan literasi yang memadai agar 6 Jalan Damai – Edisi April 2019 – Jalan Damai 7 OPINI mampu memilah dan memilih informasi dan tidak mudah terprovokasi.
Disaat orang berpuasa di masa pandemi ini masyarakat yang berumat islam harus dapat Membatas fisik, membatasi perilaku dan membatasi hati dari hal yang dilarang oleh agama termasuk provokasi dan hoaks. Karena itulah, mewaspadai provokasi dan di tengah pandemi ini penting dilakukan. Pembatasan sementara ini butuh kesadaran dan gerakan bersama agar Indonesia bebas dari covid-19 dan aktifitas ekonomi, sosial, budaya dan keagamaan berjalan kembali normal.
Comments