Menurut pandangan masyarakat, kritik adalah hal yang membangun, kritik itu dibutuhkan, tanpa kritik kita sulit untuk mengembangkan diri. Kritik bersifat positif, selayaknya dihargai dan dicari oleh orang-orang yang ingin maju. Sesempurna apa pun kita menyiapkan dan melakukan sesuatu, kritik mengintai di sudut sana dan siap untuk melontarkan peluru yang tajam. Hal yang menarik menurut saya, dapat dianggap kurang oleh orang lain, dan hal yang indah bagi saya, dapat dianggap jelek oleh orang lain.

Mari kita bahas apakah kritik itu? Ada banyak pengertian tentang kritik, secara sederhana kritik adalah penilaian seseorang terhadap hal yang diekspresikan dalam bentuk perkataan dan tingkah laku tertentu terhadap objek yang dinilai. Ada faktor-faktor dalam sebuah kritik yang pertama objek kritik, objek group ini dapat dibedakan menjadi lima, seseorang, sebuah grup atau organisasi, sebuah karya, sebuah perilaku, sebuah hubungan. Yang kedua adalah tujuan kritik, menyatakan kesalahan, menyatakan perbandingan, evaluasi, menyerang pribadi, menambah wawasan dan pilihan. Yang ketiga penilaian hal yang sering kali menjadi  standar penilaian suatu kritik biasanya adalah diri sendiri atau pihak lain yang belum mengetahui bila dirinya sedang dibandingkan pihak lain itu dapat saja pimpinan kota, negara penampilan, kaya seni, metode, gaya, presentasi, dan individu tertentu.

Suatu cara untuk menyampaikan terhadap kritik tentu akan menimbulkan suatu hasil tertentu, walaupun belum tentu hasilnya perbadingan lurus dengan caranya. Namun kemungkinan hal yang baik didapat akan lebih besar bila kita sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik.

Sebenarnya kritik itu netral. Bila memposisi kan kritik itu sebagai hal yang buruk atau baik hanyalah berasal dari pemikiran kita sendiri. Sebaik apa pun kritik yang di sampaikan, akan menjadi buruk bila orang yang menerimanya mengategorikan kritik tersebut  sebagai hal yang buruk atau membahayakan. Sebaliknya senegatif apa pun maksud dari sebuah kritik dengan cara penyampaian yang tidak pantas, akan diterima dengan baik bila orang yang menerima kritik mengategorikan kritik tersebut baik atau membangun.

Ada juga orang yang sengaja mencampurkan pernyataan kritiknya dengan maksud untuk menyakiti hati orang yang menerima kritik tersebut. Walaupun demikian, ada pepatah mengatakan bahwa kita tidak dapat melarang burung terbang melewati kepala kita, namun kita berhak melarang burung yang ingin membuat sarang di atas kepala kita.  Senegatif apa pun yang orang berusaha untuk melukai kita dengan cara memberi kritik yang sepedas-pedasnya, kita tetap dapat memilih untuk tidak terluka atau tersinggung.

Sebagai pengalaman saya waktu mengikuti CPNS di bangaka, saya dan rekan saya hendak bersantai di salah satu kafe yang ada di bangka, setelah kami duduk, datang lah seorang pelayan. Secara ramah dia menyerahkan menu yang tersedia di kafe tersebut. Dan bertanya, apa yang ingin di pesan? Rekan saya lalu menjawab ingin memesan kopi, lalu rekan saya bertanya lagi kepada pelayan tersebut jenis kopi apa saja yang tersedia di kafe ini, apakah jenis kopi robusta atau arabika? Lalu si pelayan menjawab kopinya adalah kopi yang fresh. Merasa pertanyaanya belum di jawab oleh pelayan tersebut rekan saya bertanya kembali ke pelayan tersebut, “ kopi robusta atau arabika mas?” lalu si pelayan dengan semangatnya menjawab dengan semangatnya bahwa kopinya fresh, di olah dengan menggunakan mesin pembuat kopi. Setelah menjawab, pelayan itu langsung berbalik dan masuk ke dalam dapur kafe.

Saya dan rekan saya merasa bingung, apalagi tidak lama kemudian, pelayan itu keluar dari dapur dan membawa secangkir kopi hangat. Saya dan rekan saya merasa heran  karena belum merasa memesan, namun susah keluar kopinya. Dengan bercanda rekan saya menegur pelayan tersebut, “ wah, hebat ya mas, dulu sekolahnya dimana? Kok kita belum pesan kopi apa, udah bisa keluar kopinya?” pelayan itu menjawab dengan bangga dan menceritakan bawa sekolajnya dulu sebagai sekolah yang terbaik dan betapa bangganya ia menjadi salah satu lulusan dari sekolah terbaik.

Cara menyampaikan kritik yang baik diharapkan memerikan hasil yang baik, namun karena banyaknya filter, persepsi, pengalaman, nilai, dan sebagainya  yang menjadi faktor dalam tingkat pengertian seseorang, hasilnya tidak dapat kita pastikan. Namun, setidaknya kita telah berusaha. Bila dengan cara penyampaian yang kita persiapkan dengan baik saja, hasilnya belum tentu baik, apa bila kita menyampaikannya dengan negatif, hasilnya dapat menjadi dobel negatif.

Kritik, Modal Membangun Pemerintahan Yang Sehat

Previous article

BERAGAMA DENGAN SOPAN DAN SANTUN

(Oleh : Nuraini (Duta Damai Sumatera Barat))

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Edukasi