Berbicara tentang Rasulullah Muhammad SAW, tentu tidak diragukan lagi bagaimana sikap dan ajarannya yang mulia dalam menuntun umat agar mencapai ridho dari Allah SWT.
Memiliki sifat pemaaf dan dermawan serta mengedepankan terciptanya perdamaian dengan bertoleransi, membuat beliau menjadi Uswatun Hasanah serta suri tauladan bagi banyak umat , terutama muslim.
Lalu bagaimanakah kisah menciptakan sebuah perdamaian dari Rasulullah SAW?
Salah satunya bermula ketika beliau hijrah dari Mekkah ke Madinah. Tindakan pertama Nabi Muhammad SAW ialah mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Kaum Anshar yang kala itu tengah berkonflik. Setelah itu, kemudian Rasulullah menyatukan seluruh kelompok Yahudi dengan perjanjian aliansi serta kebebasan beragama.
Dengan niat dan cita-cita untuk menciptakan suatu tatanan masyarakat yang adil , makmur dan sejahtera , Nabi Muhammad menyusun sebuah dokumen yang diberi nama “Mistaq Al Madinah” atau bisa di sebut “Piagam Madinah”. Penyusunannya berdasarkan konsensus yang mana melibatkan seluruh komponen masyarakat Madinah .
Dalam piagam tersebut, tentu saja didalamnya terkandung nilai-nilai demokrasi berupa persamaan derajat , kebebasan beragama , hak asasi manusia , musyawarah , dan hidup toleransi.
Tak hanya sampai disitu , Pada tahun 628 Masehi sekitar 1400 rombongan umat Muslim berangkat dari Madinah ke Makkah untuk melaksanakan ibadah Umrah. Namun karena saat itu kaum Quraisy di Mekkah sangat anti terhadap kaum Muslim Madinah, maka mereka menutup Makkah untuk kaum Muslimin.
Nabi Muhammad SAW mencari cara agar tidak terjadinya pertumpahan darah , beliau memilih untuk menempuh jalur diplomasi.
Kedua belah pihak baik itu dari kaum Quraisy dan Kaum Muslimin pun sepakat untuk membuat perjanjian damai. Kesepakatan itu tertulis dalam “Perjanjian Hudaibiyah” karena berlokasi di Hudaibiyah.
Bukan saja dengan kaum Qurais dan Yahudi, untuk menanamkan fondasi perdamaian, toleransi, serta moderasi beragama, Nabi Muhammad melakukan diplomasi ke umat Kristen Najran, Kristen Jarba, Adzruh dan Ailah.
Hal itu terdapat dalam “Surat Jaminan Muhammad” yang ditulis oleh Ali Bin Abi Thalib atas instruksi Rasulullah.
Secara pribadi, Rasulullah melalui perjanjian ini memberikan hak-hak dan kemudahan bagi semua orang Kristen berupa peziarah dalam perjalanan ke biara-biara, kebebasan beragama, kebebasan bepergian dan kebebasan menentukan para hakim dan memelihara hak milik mereka (Umat Kristen) , bebas dari wajib militer dan dilindungi dalam peperangan. Kini salinan surat itu terletak di Biara Santa Katrina dan Biara Simonoperta.
Sahabat damai, sejatinya sebagai umat Muslim tentu kita harus mencontoh langkah atau tindakan yang di ambil oleh Rasulullah dalam hidup beragama .
Maka untuk itu marilah kita senantiasa mendahulukan bagaimana perdamaian itu bisa muncul , bukan mendahulukan pembelaan-pembelaan dengan narasi kebencian yang berdampak adanya ketersinggungan dan perpecahan .
Allah berfirman dalam QS Ali Imran ayat 103 .
وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Comments