Tulisan ini saya muat berdasarkan cerita dan pengakuan dari seorang sahabat, demikian kisahnya.

Saya bukan penganut agama Budha, tapi saya suka mengikuti tulisan-tulisan ajaran agama apapun yang tersebar di dunia maya untuk menambah wawasan dan pengetahuan pribadi saya;
dan saya pernah membaca tulisan yang seperti berikut ini yang mungkin berguna untuk membuka wawasan berpikir kita.

Suatu ketika Dalai Lama pemimpin spiritual umat Budha di Tibet ditanya oleh seorang Jurnalis dari Barat. “Yang Mulia, Jika seandainya ada ajaran Budha yang bertentangan dengan hasil temuan Sains Modern, maka sebagai Pemimpin Umat Budha, apa yang akan kau katakan pada umatmu..?”
“Saya akan katakan; Ikutilah Sains..” jawab beliau singkat.

Agak kaget juga sang Jurnalis mendapat jawaban tanpa perlawanan tersebut. Karena biasanya jika ia bertanya pada pemimpin umat agama lainnya pertanyaan yang sama, maka setelahnya pasti akan terjadi argumentasi perdebatan panjang yang ujung-ujungnya adalah ikuti ajaran agamanya karena ajaran agama itu pasti lebih benar, karena datangnya dari Tuhan, dan Sains hanyalah temuan manusia yang jika bertentangan dengan ajaran agama pasti Sainsnya lah yang keliru. Saking bingungnya harus bertanya apa lagi; karena sang jurnalis tidak siap dan tidak menyangka dengan jawaban Dalai Lama yang sesingkat itu, maka jurnalis cuma bilang; Lho kok anda akan bilang begitu…?
Bukankan setiap pemimpin umat agama akan berusaha keras untuk membela mati-matian ajaran agamanya, terutama apapun temuan sains yang bertentangan dengan agamanya..?

“Begini….” Jawab Dalai Lama;
Yang pertama; Budha mengajarkan kepada kita untuk senantiasa mengikuti kebenaran dan bukan mengikutinya, dan beliau mengajarkan pada kita bagaimana caranya agar kita selalu mengikuti kebenaran dan bukan mengikuti apa yang Beliau katakan, atau siapapun yang mengatakannya.
Dalam satu kesempatan Sang Budha pernah berkata “Janganlah kamu percaya padaku karena aku gurumu, janganlah kalian percaya perkataan seseorang karena ia terpandang/terhormat dan terkenal, percayalah pada kata hatimu dan temukanlah kebenaran di sana.”

Yang kedua; Budha mengajarkan kepada kita untuk tidak ‘MELEKAT’ pada apapun bahkan terhadap Sang Budha dan ajaran Budha sendiri, ikutilah ajaran Budha bila kamu merasakan ada kebenaran di dalamnya menurut kata hati kecilmu. Budha mengajarkan kita untuk tidak melekat pada ajarannya juga ajaran apapun, Budha mengajarkan kepada kita untuk senantiasa SADAR akan kebenaran sejati dan bukan kebenaran yang terikat pada keyakinan kita atau diajarkan seseorang. Budha mengajarkan kepada kita tentang kebebasan; kebebasan berpikir dalam menemukan kebenaran sejati, dan sekali lagi saya katakan bahwa Ajaran Budha bukanlah ajaran untuk diyakini secara buta, melainkan harus diuji oleh pengalaman hidup kita masing-masing dan dari pengalaman hidup itulah awal sebuah kebenaran akan tercipta jika kita dalam kondisi kesadaran penuh.
Budha tidak pernah mengajarkan pada kita bahwa ajarannyalah yang paling baik, yang paling benar dan yang paling lainnya…., yang Budha ajarkan pada kita adalah bagaimana agar kita bisa selalu menciptakan kesadaran penuh guna menemukan kebenaran sejati.

Hal ini pernah tertulis pada dialog Sang Budha dengan para muridnya saat menjelang Wafat.
Salah satu muridnya bertanya; “Wahai Sang Budha, jika engkau wafat; maka siapakah yang nanti akan membimbing kami menemukan kebenaran sejati..?”
dan ini kira-kira jawaban Sang Budha; “Hati nuranimu” Setiap orang diberikan hati nurani dalam dirinya untuk menemukan kebenaran sejati, maka latihlah dirimu untuk bisa selalu mengikuti kata hati nuranimu, karena itulah pembimbing terbaik bagi dirimu”

Kenapa Budha mengajarkan pada kita untuk tidak melekat pada apapun; karena akan dari masalah dan konflik yang terjadi di seluruh dunia ini adalah dimulai dari “RASA KEMELEKATAN” ; Ketika masing-masing orang melekat pada keyakinan akan kebenarannya masing-masing maka mereka akan berusaha mati-matian untuk membelanya bahkan jika perlu dengan membunuh atau berperang. Ketika kita melekat maka munculah perasaan diri bahwa kitalah yang paling benar dan orang lain yang tidak sekeyakinan dengan kita adalah salah. Padahal di lain pihak, orang lain juga punya pikiran yang sama; Bayangkan jika dua kelompok orang-orang yang melekat pada keyakinan akan kebenarannya masing-masing ini bertemu..?
dan orang biasanya menyebut kemelekatan ini sebagai “FANATISME” Itulah awal mula yang memicu semua konflik yang ada di dunia ini.

Inti utama dari ajaran Budha; “KETIDAK MELEKATAN PADA APAPUN” termasuk juga anda saat ini, jangan “melekat” dan lantas percaya saja dengan apa yang saya katakan, buktikanlah dengan pengalamanmu sendiri; karena hidup ini adalah sebuah perjalanan untuk mencapai kesadaran sejati. Dan setiap manusia akan melalui jalan yang berbeda-beda hingga sampai di sana. Budha tidak mengajarkan KEBENARAN menurut versi Sang Budha, Budha mengajarkan kepada setiap muridnya untuk bisa belajar menemukan kebenaran sejati berdasarkan perjalanan pengalaman hidupnya masing-masing hingga menjadi Budha.
Karena Budha itu sendiri bukan Agama, melainkan sebuah kondisi kesadaran, kondisi kesadaran ketika seseorang sudah menyadari penuh akan makna dan hakikat dari kehidupan ini.
Jadi siapapun jika sudah mencapai kesadaran penuh ini akan menjadi “Budha” apapun keyakinan yang diikuti dan dijalankannya. Termasuk juga sang Jurnalis. dan anda yang sedang membaca tulisan ini sampai di sini.

Suyadi

Perkembangan Suku Di Minangkabau

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Opini