Palestina dengan ribuan kisah sedih dan pilunya, dan mungkin hanya sedikit kisah bahagia yang mereka alami selama 80 tahun belakangan ini. Konflik berkepanjangan mereka dengan Israel yang pada awalnya dimulai dari perebutan wilayah hunian atau tempat tinggal, selama 80 tahun telah ribuan orang meregang nyawa baik di pihak Palestina sendiri maupun di pihak Israel.
Palestina dengan jutaan tangis pilu yang mengiringinya, ketika setiap kelompok di dalam negara kecil itu bergerak dengan kepentingan egois mereka. Ketika negara disekitar mereka tidak mampu berbuat apa-apa dengan kondisi mereka. Dan ketika seluruh dunia memanfaatkan kisah pilu palestina untuk kepentingan politik mereka sendiri. Itulah kesedihan terbesar Palestina.
Kesedihan palestina tidak hanya sampai di sana saja, kelompok radikal dan teroris juga makin cepat bergerak dengan memanfaatkan kesedihan negara kecil itu. Meneriakkan Narasi Khilafah dalam Solidaritas Perjuangan Nasionalisme Palestina. Kesedihan palestina dijadikan alat untuk menarik dukungan kelompok-kelompok yang ingin mendirikan negara khilafah yang diselewengkan. Memperkeruh situasi dengan memperkuat narasi bahwa umat Islam di dunia butuh negara yang 100% Islam. Tapi pada kenyataannya Islam tidak pernah mengajarkan hal itu.
Solidaritas aksi kemanusiaan untuk Palestina terus mengalir di berbagai negara dan berbagai daerah di Indonesia. Konflik Palestina-Israel yang telah lama terjadi adalah murni perebutan wilayah dan perang kedaulatan politik. Perjuangan Palestina pun dibaca sebagai gerakan nasionalisme rakyat untuk menentukan nasibnya sendiri sebagai negara yang berdaulat. Namun, terkadang isu konflik ini digeser dalam politik identitas dengan framing solusi keagamaan. Narasi yang salah satunya bermain adalah khilafah sebagai solusi Palestina.
Kesedihan palestina adalah ketika penderita dan duka nestapa mereka dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal untuk menumbangkan pemerintahan yang sebagian besar penduduknya adalah umat Islam. Palestina sangat membutuhkan bantuan dari seluruh negara yang peduli akan nasib mereka namun palestina akan sangat sedih sekali ketika Islam dan nasib buruk mereka dimanfaatkan oleh kelompok radikal yang meneriakkan narasi khilafah.
Disisi lain kesedihan palestina juga banyak dimanfaatkan untuk mendulang sumbangan sekian yang mungkin mencapai triliunan rupiah di Indonesia. Namun sayang ada sebagian sumbangan yang memapakai bendera kebangsaan palestina di selengkan untuk mendanai kelompok radikal di negara mereka. Bagaimana pun konflik antara Israel dan Palestina sangat rumit dan ruwet. Palestina memang butuh bantuan namun ketika bantuan Palestina tidak disalurkan pada orang yang tepat maka akan berujung pada konflik yang berkepanjangan terus menerus di negara itu. Makanya perlu lembaga resmi yang diakui oleh PBB untuk bantuan kemanusiaan seperti palang merah dunia melalui UNHCR dan UNRWA yang dibentuk khusus oleh PBB untuk membantu pengungsi akibat konflik Israel dan Palestina.
Comments