Terlepas dari kelahiran ajang baru Nations League, prestise Piala Eropa alias Euro tetap tidak tertandingi dan ia masih menjadi kompetisi sepakbola internasional paling bergengsi di Benua Biru. Euro 2020, edisi ke-16 turnamen, seharusnya mentas musim panas tahun lalu, tetapi terpaksa diundur ke tahun ini akibat merebaknya pandemi virus corona dan Sampai saat ini  penyelenggaraannya kini sudah sampai melewati perempat final.  Event ini, yang tetap menggunakan nama Euro 2020 dan bukan 2021, menandai peringatan ulang tahun ke-60 kompetisi Piala Eropa. Sebagai bentuk perayaan momen spesial, untuk pertama kalinya sepanjang sejarah turnamen diadakan di 12 kota dalam 12 negara berbeda.

Tentunya ajang bola terbesar di daratan Eropa ini juga masih terkena imbas pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih menjadi momok yang sangat menakutkan bagi penduduk dunia. Hal yang sangat menarik dari penyelenggaraan piala Eropa tahun ini adalah bagaimana seolah-olah daratan Eropa tidak terkena imbas dari pandemi Covid-19 dengan tetap diselenggarakan nya piala Eropa dengan jumalah penonton minimal setengah dari kapasitas stadion tempat negara Eropa memperebutkan piala prestisius ini.

Bahkan di stadion salah satu tempat penyelenggaraan piala Eropa ini tercatat penuh dengan penonton. Stadion tersebut berada di negara Hungaria yaitu puskas arena. Ternyata di negara Eropa Menerapkan peraturan di perbolehkannya para penonton kelapangan untuk menonton pertandingan piala Eropa dengan syarat harus di vaksin terlebih dahulu dan di tandai dengan diterbitkannya kartu vaksin Covid-19. Tidak hanya di perbolehkan berkumpul dan berkerumun merekapun juga sudah tidak diwajibkan lagi untuk memakai masker.

Negara Eropa menunjukkan bahwa sepakbola mampu menghilangkan rasa was-was mereka pada pro dan kontra vaksin Covid-19. Sepakbola menjadi penyemangat mereka untuk sukarela di vaksin Covid-19. Dimana media pun tidak membabani masyarakat Eropa dengan berita-berita negatif terkait Covid-19 karena mereka tahu bahwa yang dibutuhkan untuk melawan pandemi yang berkelanjutan selain vaksinasi yang membentuk herd imun juga diperlukan hal-hal yang membawa keceriaan dan suka cita salah satunya adalah sepakbola yang mungkin sudah menjadi “agama Kedua” bagi mereka.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Indonesia juga melakukan hal yang sama yaitu dengan secara bertahap melakukan vaksinasi pada penduduk nya. Memang pada bulan Juni ini angka kasus aktif Covid-19 di Indonesia naik lebih dari 21.000 kasus aktif namun Vaksinasi terus digenjot di seluruh pelosok negeri. Tujuannya sama dengan negara Eropa yaitu membentuk herd imun dengan cepat.

Pemerintah Indonesia menyadari bahwa pandemi tidak selamanya akan menjadi pandemi karena seiring berjalannya waktu pandemi ini akan menjadi andemic seperti flu dan malaria. Syarat adalah ketika herd imun telah terbentuk maka masyarakat tidak akan perlu lagi takut dengan Covid-19. Untuk saat ini harapan paling cepat untuk dijalankan adalah melakukan vaksinasi untuk seluruh penduduk Indonesia.

Munculnya media mainstream yang memberitakan berita negatif terkait vaksin sampai dengan membesar-besarkan kasus pertambahan kasus positif di Indonesia akan menjadi hadangan tersendiri bagi pemerintah untuk mampu melaksanakan vaksinasi secepatnya. Makanya masyarakat juga harus terus di edukasi agar mau dengan sukarela melakukan vaksinasi. Masyarakat juga harus terus di edukasi bahwa tidak semua berita yang disajikan oleh media mainstream adalah sebuah kebenaran yang mutlak. Karena pemberitaan baik itu positif atau negatif harus tetap dilakukan literasi media agar di dapat kesimpulan yang berimbang.

Suatu saat pendudukan dunia akan terbiasa dengan virus Covid-19 ini, dan akan di anggap sama dengan virus flu yang pada awal kemunculannya juga menelan korban yang juga banyak. Sudah saatnya masyarakat Indonesia dengan sukarela melakukan vaksinasi virus covid-19 sehingga herd immunity cepat terbentuk. Mari kita aja keluarga kita, teman-teman kita dan orang yang kita kenal untuk melakukan vaksinasi Covid-19 dengan sukarela. Tentunya tetap melakukan protokol kesehatan agar mampu menghindari terinfeksi virus covid-19 sebelum melakukan vaksinasi. Indonesia pasti bisa dan mampu meniru penduduk Eropa tidak harus ada sepakbola namun dengan cara kita sendiri.

Gusveri Handiko
Blogger Duta Damai Sumbar Tamatan Universitas Andalas Padang Menulis Adalah Salah Satu Cara Untuk Berbuat Baik

    SUMBANG 12 GADIH DI MINANGKABAU

    Previous article

    Membangun Etika Komunikasi

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in Opini