Pelaku jaringan terorisme kerap menggunakan narasi agama untuk mempengaruhi seseorang agar memiliki keinginan bergabung dengan kelompok mereka. Mengantisipasi hal itu Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia Komjen Pol. Boy Rafli Amar menyebutkan harapannya saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPR – RI pada Senin (22/3).
Beliau berharap agar para pemuka agama dapat memberikan pemahaman kepada seluruh umat sehingga tidak mudah terprovokasi.
“Pemuka agama kami berharap dapat memberikan suatu pemahaman yang jernih kepada seluruh umat, sehingga tidak mudah terprovokasi, kita sepakat bahwa terorisme bukanlah ajaran agama, terorisme merupakan kejahatan yang harus kita tanggulangi bersama-sama.” – Ujar Boy
Boy Rafli menilai, peran pemuka agama sangat penting dalam mengedukasi masyarakat agar tidak termakan rayuan kelompok jaringan teroris.
“Peran pemuka agama itu sangat penting untuk mengedukasi masyarakat karena kelompok jaringan terorisme menggunakan narasi agama dalam menyebarkan propaganda. Pesan-pesan dan ketokohan para pemuka agama itu diharapkan dapat melawan narasi-narasi yang disampaikan oleh kelompok jaringan terorisme.”– Tambah Putra Yang bergelar Datuak Rangkayo Basa ini.
Untuk mendukung itu, BNPT telah menjalin kerja sama dengan organisasi-organisasi masyarakat dalam Gugus Tugas Pemuka Agama yang telah dibentuk sejak akhir 2020 lalu.
Adapun Gugus Tugas Pemuka Agama itu terdiri dari sejumlah unsur diantara :
1. Kementerian Agama
2.Kementerian Dalam Negeri
3. Majelis Ulama Indonesia
4. Nahdlatul Ulama
5. Muhammadiyah
6. Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia
7.Konferensi Waligereja Indonesia
8. Perwalian Umat Buddha Indonesia
9. Persatuan Umat Buddha Indonesia
10. Parisada Hindu Dharma Indonesia
11. Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia.
Sumber : Kompas
Comments