Hari Valentine di kenal sebagai hari Kasih Sayang dimana seseorang akan menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang dengan memberi hadiah mulai coklat, seikat bunga, makan romantis, liburan, atau bahkan hanya berupa ucapan sayang, kata romantis atau kartu ucapan.

Perayaan Valentine sendiri dilatar belakangi catatan sejarah yang menuliskan kisah seorang biarawan bernama Santo Valentine yang tinggal di Terni, Italia. St. Valentine di ketahui sebagai seorang biarawan yang taat dan senang membantu orang lain. Sering membantu para tahanan yang melarikan diri dari penjara kekaisaran Roma yang terkenal kejan kala itu.

Suatu ketika Kaisar Roma yang bernama Claudius II, mengeluarkan maklumat bahwa laki-laki yang belum menikah wajib menjadi tentara militer, perturan tersebut di tentang oleh St. Valentine dengan menikahkan pasangan muda-mudi yang telah berpacaran, hal ini menyebabkan kaisar marah dan St. Valentine di jatuhi hukuman mati, yang sebelumnya harus di penjarakan. Didalam penjara St. Valentine menyembuhkan mata seorang gadis yang ternyata adalah anak kepala sipir, dan ia jatuh cinta pada gadis tersebut, sebelum kematiannya ia sempat memberikan surat cinta pada gadis yang di tolong dengan dibubuhi tanda tangan berbunyi “Dari Valentine mu”.

St. Valentine sendiri dieksekusi pada 14 Februari 269 Masehi. Sejak saat itu tanggal 14 Februari setiap tahunnya di peringati oleh masyarakat dunia sebagai Hari Valentine guna mengenang keberanian dan Cinta, Kasih Sayang yang dimiliki oleh St. Valentine.

Belakang di negeri yang majemuk, menghargai perbedaan, menanamkan rasa teposliro (tenggang rasa) di hebohkan oleh oknum yang menyatakan bahwa perayaan Valentine itu haram karena mendekatkan diri pada maksiat. Jujur penulis juga setuju maksiat itu haram. Pertanyaan yang timbul adalah cara perayaannya yang haram atau harinya?. Apakah maksiat di luar Hari Valentine menjadi halal?

Minuman keras haram mereka merazia pedagang minuman keras dan memusnahkannya.
Perjudian haram mereka merusak dan menutup tempat perjudian.
Zinah haram mereka mempersekusi pelacur.
Pacaran haram, lantas mengapa mereka diam saja? Apakah mereka tidak pernah melihat pemuda yang sedang pacaran, mesra-mesraan, bahkan di media sosial banyak konten pasangan kekasih yang beradegan mesra, lantas kemana mereka?

Penulis juga setuju jika dikatakan Valentine (kasih sayang) pada orang tersayang tidak hanya ditunjukkan pada saat Hari Valentine, seperti halnya kasih sayang pada ibu tidak hanya pada hari ibu. Seperti halnya memohon maaf secara lahir batin tidak harus menunggu perayaan hari raya.

Tetapi kita semua tidak menutup mata dan tidak menutup telinga, kita sering terlalu sibuk dengan pekerjaan maupun hobi kita masing-masing sehingga sering mengabaikan orang-orang yang kita sayangi sering terabaikan, sehingga saat hari ibu adalah moment yang paling tepat untuk memuliakan ibu, demikian juga saat perayaan Valentine adalah moment yang tepat untuk memberikan waktu dan kasih sayang bersama orang yang di sayang.

Perayaan Valentine terjadi hanya sehari dalam satu tahun, dan tidak tertulis dalam kitab suci, jika dianggap haram lantas bagaimana dengan Pasangan muda-mudi yang berpacaran yang mungkin setiap minggu atau setiap bulan jalan bermesraan dan jelas dalam kitab suci melarang. Lebih banyak mana dosanya, mengapa oknum-oknum tadi diam saja.
Atau mungkin sebenarnya mereka yang menolak perayaan Valentine (Hari Kasih Sayang) memang tidak tau arti dari kasih sayang karena memang di hatinya hanya dipenuhi kebencian dan permusuhan.

Selamat Hari Valentine untuk para pembaca, mari kita semai dan sirami benih kasih sayang di hati kita.

(Gambar Suara.Com)

Suyadi

Lagu Minang Goes to Korea

Previous article

Kepala BNPT : PMI Rawan Terpapar Radikalisme

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Opini