Hari ini saya berkesempatan mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh Bank BRI dengan tajuk Galang UKM “Menuju UKM Brilian!”. Jujur saja saya pribadi mempunyai ekspektasi yang besar akan kegiatan tersebut namun kenyataannya kegiatan tersebut tidak memberikan dampak apa-apa bagi saya pribadi. Terlepas dari ekspektasi saya akan kegiatan tersebut ada satu hal yang menarik yang dapat saya ambil dari kegiatan tersebut.

Pada segmen Inspirasi UKM yang menghadirkan UKM besar di Padang seperti Usaha Kripik Balado Cristine Hakim, Batik Loempo dan Usaha Kripik Azizah. Dari ketiga UKM tersebut yang sangat menarik perhatian saya adalah Batik Loempoe. saya pribadi punya usaha di bidang kuliner yang sudah dari 2014 saya dirikan namun sampai saat ini perputaran keuanganya masih cukup untuk kebutuhan usaha saya saja. Menurut hasil pengamatan saya belum ada pengusaha asal Sumatera Barat yang memang usahanya bisa tumbuh dan berkembang dari wilayah sumatera barat. Kebanyakan berkembang dari wilayah luar sumatera barat dan setelah besar baru di buka di sumatera barat. Hal ini terbukti dari Pendapatan Asli Daerah atau PAD Sumatera Barat yang masih kecil. hanya sekitar 6 milyar pada tahun 2017. Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah pembelanjaan APBD sumbar yang mencapai 21 Trilliun lebih. Hal ini tentunya memberikan dampak pada perputaran keuangan di sumatera barat yang kurang produktif. Alhasil UKM pun menjadi sulit untuk berkembang. setidaknya itulah kondisi rata-rata sebagian besar UKM di sumbar. Namun ternyata ada UKM dari Sumatera Barat yang sudah mampu bersaing di indonesia dan mungkin di dunia, yaitu Batik Loempo.

Batik Loempo adalah usaha kerajinan batik yang didirikan oleh Novia Hertini di kampung halamannnya, Kampung Ampuan Lumpo, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan. Usaha Batik ini adalah usaha batik tulis dengan pewarna alam seperti kulit kayu, kulit coklat dll. menurut pengakuan Novia Hertini sampai sekarang dia telah mampu menjual rancangan batiknya seharga 400 juta rupiah.

Dia membagi beberapa segmentasi pasar untuk spesifikasi produk batiknya. untuk spesifikasi produk batik Ready to wear di pasang harga paling rendah 250 rb rupiah. sungguh sebuah pelajaran yang berharga bagi pengusaha batik tulis, dimana batik ternyata tidak harus bisa di jual mahal di daerah yang punya pengusaha batik yang banyak saja namun juga dapat di jual di daerah dengan kultur tanpa batik yang kuat. Novia Hertini membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin selama kita punya kemauan yang kuat dan kerangka berfikir yang matang dalam melakukan usaha, khususnya UKM.

Hal yang menjadi inspirasi dari kerajinan batik Loempo ini adalah bagaimana Novia Hertini memakai tenaga kerja dari kampungnya sendiri. Dimana sampai saat ini Novia memiliki pengrajin batik loempo sebanyak 150 orang dengan dapat memberikan tambahan penghasilan bagi mereka sebesar 300 rb perhari. Tidak banyak pengusaha yang mau membesarkan usahanya dengan sekaligus membangun kampung halamannya sendiri.

Gusveri Handiko
Blogger Duta Damai Sumbar Tamatan Universitas Andalas Padang Menulis Adalah Salah Satu Cara Untuk Berbuat Baik

    Kondisi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Indonesia

    Previous article

    Umar Patek : Tidak Ada Alasan Untuk Melakukan Aksi Terorisme.

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in Edukasi