Di tengah pandemi Corona Covid-19, muncul kelompok Anarko yang berencana bakal melakukan aksi kembali pada 18 April 2020. Sebelumnya, kelompok Anarko yang kerap menebar teror dan vandalisme ini melakukan aksi perdananya di Kota Tangerang, Banten pada Kamis, 9 April 2020 lalu.

Anarko- adalah sebuah kata awalan yang mengacu kepada “anarki” atau “anarkisme”. Anarkisme sendiri yaitu suatu paham, ideologi, ataupun filosofi yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuh suburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan.

Pluralitas pandangan serta taktik politik yang berbeda-beda yang dipercaya oleh para anarkis dalam memaknai dan menjalankan anarkisme menciptakan beragam cabang paham yang berbeda meski tetap berada dalam benang merah yang sama. Kata “Anarko-“ biasa dipergunakan untuk membedakan antara satu paham dengan paham yang lainnya yang ada dilingkungan para anarkis. Beberapa penggunaan awalan anarko- yang merujuk pada paham dalam anarkisme antara lain:

  • Anarko-Sosialisme – Sebuah formasi dari Sosialisme libertarian dengan secara absolut menolak keberadaan negara maupun aturan, bentuk ini biasanya termasuk dalam segala bentuk anarkisme.
  • Anarko-Sindikalisme – Gerakan yang lebih fokus kepada pembangunan gerakan buruh anti-otoritarian, membangun solidaritas pekerja, dan juga menggunakan aksi langsung secara militan seperti mogok kerja massal.

Aksi vandalisme yang akan mereka lakukan pada 18 April 2020 mendatang rencananya bakal dilakukan di sejumlah kota besar di Pulau Kalimantan dan Jawa.

“‎18 April 2020 mereka mengajak melakukan pembakaran dan penjarahan. Ini sudah mereka rencanakan dan sangat membahayakan, mau membuat suasana tidak kondusif. Kami syukuri, kelompok ini bisa cepat ditangkap. Jadi rencana mereka terungkap dan bisa dicegah,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana.

Negara dihuni tanpa aturan. Aturan merupakan penindasan yang harus dilawan karena menciptakan sekat masyarakat. Tujuan akhir dari semua itu ialah menciptakan masyarakat tanpa kelas politik, ekonomi, dan juga sosial. Itulah gagasan besar dari ideologi anarkisme. Cara mewujudkannya bisa bermacam-macam. Ada yang melalui jalur kekerasan (aksi langsung). Ada pula lewat kepasifan. Namun, cara yang paling populer dilalui adalah yang pertama.

Maka, tak perlu heran jika aksi anarcho-syndicalism (anarko-sindikalisme), salah satu varian dari ideologis anarkisme, pada Hari Buruh di 2019 lalu, berakhir dengan keributan di sejumlah tempat, seperti Bandung, Surabaya, dan Makassar. Hingga saat ini, anarkisme memiliki banyak varian. Anarki-sindikalisme hanya satu dari sekian banyak, dengan corak gerakan lebih dekat dengan buruh. Selain sindikalisme, masih banyak lainnya, mulai dari berbasis agama, individual, hingga lingkungan.

Bila merujuk pada konsepnya, anarkisme merupakan pola organisasi masyarakat tertua di dunia tentang bagaimana cara mereka bertahan hidup secara kolektif. Meminjam istilah Karl Marx, cara hidup demikian disebut komune. Konsep ini jauh melampaui sistem kenegaraan yang ada, seperti kerajaan, republik, demokrasi, atau komunis. Anarkisme berorientasi pada kepemilikan alat produksi yang dikuasai masyarakat secara bersama-sama. Hasilnya, akan didistribusikan secara merata. Sekilas, cara hidup seperti ini tak ubahnya ideologi sosialis.

Jika diteliti lebih dalam lagi, kelompok anarkis ini hampir merata ada di seluruh negara di dunia. Terutama pada negara dengan ketimpangan ekonomi yang tinggi yang didukung dengan budaya kehidupan setempat. makanya tidak heran vandalisme yang dilakukan sering meneriakkan “Bakar” dan “Bunuh Orang Kaya”.

Kenapa mereka memilih aksi saat pandemi Corona menyebar di indonesia, salah satu alasannya adalah masyarakat sedang resah dan gelisah dengan situasi lingkungan ekonomi yang tidak menentu dan sangat besar kemungkinan masyarakat akan dengan tanpa sadar ikut-ikutan dengan aksi mereka ketika mereka sudah menarik pelatuk penjarahan besar-besaran di indonesia.

Alhasil, aparat juga akan kebingungan untuk untuk menangkap aktor di balik aksi tersebut karena telah bercampur antara kelompok anarko dan masyrakat yang ikut-ikutan. Itulah kenapa pihak kepolisian harus bisa menangkap kelopok ini sebelum aksi tersebut dilaksanakan.

Gusveri Handiko
Blogger Duta Damai Sumbar Tamatan Universitas Andalas Padang Menulis Adalah Salah Satu Cara Untuk Berbuat Baik

    Covid-19 di Sumatera Barat dan Hal-Hal Yang Harus Sanak Ketahui (Bagian Keempat)

    Previous article

    Covid-19 di Sumatera Barat dan Hal-Hal Yang Harus Sanak Ketahui (Bagian Kelima)

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in Edukasi