Keberadaan kehidupan umat manusia pada dasarnya tidak pernah lepas dari tingkah laku sosialnya sehingga sikap saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya merupakan hal yang wajar atau manusiawi itulah mengapa manusia sering disebut mahkluk sosial. Keadaan sosial tersebut secara perlahan mulai menghasilkan sebuah pola hidup yang pada akhirnya membentuk sebuah tradisi atau adat-istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi, baik secara intelektual, materialis, maupun yang bersifat kebatinan sebagai reaksi dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat. Warisan ini juga secara langsung turut mempengaruhi kehidupan beragama, tak terkecuali agama Kristen. Bahkan dalam kekristenan warisan atau tradisi dianggap sebagai salah satu sarana untuk dapat memahami makna yang terkandung dalam Alkitab atau jembatan memperdalam, merefleksikan serta mengimplementasikan keimanan.
Dalam kekristenan pun terdapat begitu banyak hari besar gerejawi yang tak henti-hentinya mewarnai kehidupan keberagamaanya dan terus diperingati dalam setiap generasi ke generasi lainnya. Salah satu perayaan yang terus dilestarikan adalah perayaan penyambutan kelahiran sang Mesias Yesus Kristus yaitu perayaan Natal.Natal dirayakan oleh umat Kristen untuk memperingati akan kasih karunia Allah yang luar biasa dalam kehidupan umat manusia. Merayakan natal adalah tindakan rasa syukur atas karya Yesus Kristus yang telah datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia dari kebinasaan.
Saat merayakan natal umat keristen identik dengan dengan lilin, pohon natal, santa clause, kado atau hadiah. Setiap symbol memiliki arti. 1. Mengikuti tradisi Barat, biasanya pohon natal itu dibuat dari pohon cemara yaitu pohon yang senantiasa menghijau sepanjang tahun meskipun pada musim kemarau. Ini yang melambangkan kelahiran Yesus yang mendatangkan harapan kekal bagi manusia. 2. Dalam masa Natal, Lilin menggambarkan atau memberikan gambaran tentang Kristus. Kristus dilambangkan sebagai terang bagi dunia yang gelap. 3. Santar clase dipercayai sebagai pembawa hadiah bagi anak-anak karena itulah mengapa sosok sinterklas ini digunakan sebagai ajang bagi-bagi hadiah. Bentuk positif kehadiran sinterklas ini kemudian diadopsi oleh organisasi gerejawi sebagai wujud rasa kepedulian bagi sesama dalam perayaan Natal itu sendiri
Saat merayakan natal biasanya umat Kristen ibadah setelah ibadah banyak umat merayakan dengan berbagai kegiatan dan perayaan tidak jarang mereka umat membawa tradisi kebudaya daerahnya masing-masing, seperti tarian daerah, keunikan daerah dan masih banyak lagi cara setiap gereja merayakan tradisi natal. Perayaan natal tak jarak di lakukan secara mewah dan membutuhkan persiapan untuk menampilkan hiasan yang megah. Tak kalah juga umat berlomba-lomba tampil dengan penampilan yang terbaik, hal ini memang baik namun selain persiapan penampilan hal yang paling penting dari situ adalah persiapan hati, dimana kita memaknai natal sebagai hal yang spiritual bukan hanya sebuah tradisi yang di rayakan setiap tahunya..
Natal bukan saja ajang kontes kecantikan dan pertunjukan namun lebih dari sekedar itu natal dapat di maknai dengan kerendahan hati dan keserderhanaan seperti yang dapat kita lihat dalam cerita Kehidupan Yesus selalu menunjukan kesederhanaa. Sebagai umat yang merayakan natal baiknya memaknai natal dengan melihat kembali makna natal yang sesunguhnya bukan saja hanya perayaan. Saat ini banyak umat lebih mementingkan perayaan natal secara fisik saja bukan secara batiniah, hal ini terlihat dari hiasa yang megah, tak jarang anak belajar melihat perayaan natal dengan symbol dan kemegahan tampa tau makna natal, tak jarang umat juga hanya mengikutin tradisi natal tiap tahun tampa mengetahui makna natal yang sesunguhnya. Dalam perayaan natal ini kedamaian di tuntut menjadi modal utama untuk kita kedamaian hati untuk menyambut kelahiran Yesus.
Selamat hari natal.
Penulis : Monika Rumapea
Comments