Oleh: Yui
Isak tangis kembali menggema
Mengejutkan seluruh jiwa
Tanah Minang kembali berdua
Bencana silih berganti melanda
Bencana menelan korban jiwa
Banyak bangunan hancur, rata
Tangis merajalelah
Ratap tidak bisa dihentikan, nestapa
Gunung mulai memuntahkan isi perutnya
Lahar dingin mulai menghanyutkan segala resahnya
Bebatuan mulai menghantam apa yang dilihatnya
Hujan tanpa henti mulai membasahi jiwa yang gersang
Bencana bukan azab
Bencana bukan laknat
Itu bentuk sayang dari Tuhan
Agar manusia kembali kepada alam
Tuhan tidak sekejam itu
Tuhan tidak sebenci itu
Dia menurunkan bencana untuk memberi peringatan
Untuk hambanya yang mulai lengah
Wahai, Manusia-Manusia
Ucapkanlah rasa syukur yang tidak terhingga
Pujilah Tuhan-Mu dalam setiap waktu
Ingatlah Dia dalam hidupmu
Indonesia, 10 Mei 2024
Comments