Usaha budidaya jamur tiram putih mampu mendatangkan keuntungan yang sangat menjanjikan baik yang dilakukan dalam skala kecil maupun besar. Permintaan dan nilai jualnya sangat baik di pasar tradisional maupun di supermarket. Seperti yang kita kenal selama ini, jamur yang mempunyai nama latin Pleurotus ostreatus ini merupakan salah satu jenis jamur yang bisanya tumbuh pada kayu yang sudah melapuk dan banyak dibudidayakan oleh masyarakat secara umum. Hal ini tidak terlepas dari tingginya kandungan gizi yang dimilikinya apabila dibandingkan dengan jamur jenis lainnya.  Sebut saja seperti vitamin, mineral, protein, karbohidrat, asam lemak tak jenuh, serat pangan dan bahkan dikenal sebagai makahan yang sehat untuk seseorang yang memiliki kolesterol dan hipertensi. Berdasarkan beberapa penelitian, bahawa jamur tiram juga dapat dimanfaatkan sebagai obat kolesterol, kanker dan AIDS serta memiliki senyawa aktif yang dapat bertindak sebagai anti jamur merugikan, anti bakteri dan antivirus.

Adanya potensi tersebut, maka sudah selayaknya budidaya jamur tiram mendapatkan perhatian khusus dalam pengembangannya. Salah satunya yang terjadi di Kelompok Wanita Tani Jamur Tiram Jawa Gadut Saiyo yang terletak di Kelurahan Limau Manis Kecamatan Pauh Kota Padang. Kelompok Wanita Tani ini merupakan salah satu kelompok Wanita Tani yang bergerak diusaha budidata jamur tiram. Hanya saja usaha yang dilakukan tidak berjalan mulus karena masih banyak keterbatasan dalam menjalankan usaha tersebut. Permasalahan yang sering kali menjadi penghambat adalah keterbatasan bibit karena bibit yang digunakann selama ini berasal dari bibit yang dibeli dan kualitasnya juga tidak dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu juga masih rendahnya pengetahuan setiap anggota dalam melakukan tahapan budidaya jamur tiram sehingga menyebabkan masih banyaknya bibit yang tidak tumbuh dan tentunya ini sangat merugikan usaha yang sedang digeluti.

Sesuai dengan Kontrak Pengabdian kepada Masyarakat Skema Program Kemitraan Masyarakat Membantu Usaha Berkembang (PKM-MUB) Batch I Nomor: 52/UN16.19/PM.03.03/PKM-MUB/2024 Tahun Anggaran 2024, Tim Pengabdian Unand yang diketuai oleh Obel, S.P., M.P dosen dari fakultas Pertanian Universitas Andalas melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk memberikan edukasi dan pendampingan dalam usaha budidaya jamur tiram. Kegiatan ini juga beranggotakan beberapa dosen dari lintas ilmu seperti Dr. Yumira Yanti dari Departemen Proteksi Tanaman, Wellyalina, M.P dari Fakultas Teknologi Hasil Pertanian, Afrianingsih Putri, MSi dari Departemen Sosial Ekonomi, Meisilva Erona., MSi, Nugraha Ramadahan., M.P dan Rahcmad Hersi M.P dari Departemen Agronomi. Selain itu juga dibantu oleh beberapa orang mahasiswa baik S1 dan S2.

Kegiatan pengabdian dimulai dengan mengundang seluruh anggota Kelompok Wanita Tani jamur Tiram Jawa Gadut saiyo yang beranggotakan sekitar 22 orang. Pada kesempatan ini dilakukan sosialisasi budidaya jamur tiram yang baik dan menggali informasi permasalahan yang selama ini terjadi sebagai penyebab banyaknya kegagalan yang ditemukan dilapangan. Selama kegaiatan berlangsung, antusias anggota sangat tinggi sekali terlihat dari hangatnya diskusi meskipun waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Dari hasil sosialisasi didapatkan bahwa selama ini memang anggota kelompok tani mengharapkan adanya pendampingan dalam melakukan usaha budidaya jamur tiram. Sebab, terkadang tahapan budidaya yang dilakukan masih tidak sesuai dengan SOP yang ada. Menurut penuturan salah satu anggota, untuk menghemat waktu dan biaya  sebut saja pada saat melakukan sterilisasi baglog dilakukan dalam jumlah yang banyak sehingga masih ada baglog yang tidak tersterilkan dengan baik.

Setelah dilakukan sosialisasi, kegaitan selanjutnya berupa demostrasi pembuatan bibit jamur. Hal ini masih menjadi kendala karena keterbatasan ruangan untuk melakukan pembibitan. Kemudian dilakukan pembuatan media jamur tiram yang diikuti oleh semua anggota kelompok tani dan dibantu oleh mahasiswa.  Kegiatan ini dilakukan tidak hanya sampai pada budidaya jamur tiram saja, namun nantinya juga dilakukan cara pengemasan yang baik dan dapat menarik peminat pembeli. Selain itu, nantinya jika sudah dilakukan panen, jamur tiram akan dilakukan pengolahan lebih lanjut untuk meningkatkan daya jualnya seperti pembuatan keripik, jamur crispy, rendang jamur dan lain sebagainya.

(Obel, S.P., M.P-Dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian Unand)

Muncul lagi Nama Indonesia di TV show korea ” The Backpacker Chef 2″

Previous article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Edukasi