Tulisan By Nuraini
Ada juga yang berpendapat bahwa kata tasamuh sebagai kesabaran hati dan membiarkan selama tidak merusak bingkai keimanan.
Kita tahu bahwa Gus dur merupakan tokoh yang senantiasa gigih dan lantang untuk memperjuangkan toleransi beragama dalam masyarakat yang majemuk. Karena bagi Gus Dur toleransi tak hanya sekedar persolan epistemologi semata yang akhirnya membutuhkan defenisi, tetapi aksiologi dan konsep-konsep yang bersifat normative dalam Islam.
Toleransi hadir bersamaan dengan pluralisme, dimana pluralisme membicarakan soal bagaimana keberagaman dan kemajemukan agama mampu diterima, sedangkan toleransi merupakan suatu prilaku yang menekankan bagaimana kita berprilaku dalam menghadapi kemajemukan.
Kata rahmatan lil ‘alamin, yang terdapat dalam al-Qur’an tersebut bagi Gus Dur tak hanya sekedar mengandung arti sebagai umat manusia semata, tetapi lebih jauh ia memahaminya teruntuk semua makluk yang ada di dunia ini. Bagi Gus Dur Islam itu dipahaminya sebagai pelindung semua makhluk.
Oleh sebab itu, bagi Gus Dur toleransi itu tak hanya sekedar menghormati atau tenggang rasa, tetapi lebih dari itu yaitu harus diwujudkan dalam rasa dan tindakan untuk saling pengertian dengan ketulusan dan dilanjutkan dengan rasa saling memiliki dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Dalam konteks berbangsa toleransi bagi Gus dur ini lebih kepada toleransi beragama yang berkebangsaan. Artinya, toleransi bagi Gus Dur adalah membangun relasi aktif dalam merespon agama-agama lain, sehingga terciptanya kehidupan yang adil, damai, setara, dalam kehidupan berbangsa.
Comments