Bagi sebagian orang, akhir tahun adalah liburan. Walau bagi sebagian orang lainnya, akhir tahun masih harus tetap bekerja agar bisa tetap bertahan hidup dan masih harus menyelesaikan banyak pekerjaan dengan segera, agar tahun selanjutnya tidak mengalami banyak kendala. Memberikan kado buat diri sendiri, dan orang terdekat dengan berkumpul bersama dan melepaskan semua rutinitas dengan menikmati sepoi-sepoi angin yang berjarak ribuan kilometer dari rumah tempat bernaung setiap harinya, tentu memiliki konsekuensi: perlu sejumlah nominal untuk mewujudkannya, tetapi karena sudah diagendakan di awal tahun atau pertengahan tahun maka persiapan dari sisi finansial juga sudah dilakukan.

Sambil menyeruput kopi di malam hari dengan suara ombak yang relatif tenang, waktu untuk sendiri saat liburan tetap diperlukan. Semacam satu kesempatan yang berharga untuk dilewatkan yaitu melakukan refleksi atas perjalanan yang telah dilalui. Refleksi sebagai proses merenung dan mengevaluasi kembali apa yang telah terjadi, baik itu di ranah pribadi, sosial, maupun profesional dari kejadian yang membanggakan sampai titik terendah yang tidak menyenangkan. Dalam konteks akhir tahun, refleksi bukan hanya menjadi kegiatan introspeksi yang dalam, tetapi juga merupakan langkah awal untuk merencanakan langkah positif di masa depan. Jika mau dilanjutkan dengan berkomunikasi dengan Tuhan saat yang lain masih terlelap, tentu menjadi kesempurnaan yang menyenangkan.

Evaluasi Diri Akhir Tahun. Setiap tahun yang kita telah lalui pasti menyimpan banyak kenangan, baik yang menyenangkan ataupun yang tidak atau kurang menyenangkan. Jika menggunakan bahasa yang diperhalus menjadi ‘kenangan yang penuh dengan tantangan’. Setiap kita baik sebagai individu, bagian dari anggota keluarga, menjadi salah satu unsur tegaknya sebuah organisasi, atau bahkan sebagai bagian dari sebuah bangsa tentu memiliki cerita yang menarik.

Dengan melakukan perenungan dan evaluasi diri tentang semua yang telah terjadi, kita memberikan semacam ruang bagi diri kita untuk melihat kembali apa saja yang telah mampu kita raih dan apa saja yang masih perlu diperbaiki. Refleksi di akhir tahun menjadi cermin yang dapat membantu kita mengevaluasi sejauh mana kita telah melaju dan bertumbuh dalam berbagai aspek kehidupan juga berapa banyak kita mengalami kegagalan. Karena refleksi tidak hanya fokus pada hal-hal positif tetapi sekaligus bisa digunakan untuk melihat kekurangan atau kegagalan yang terjadi. Kita memiliki kesempatan untuk bertanya pada diri sendiri seperti apa saja pencapaian yang sudah mampu kita raih?

Apa yang sudah berhasil kita lakukan dan apa saja yang patut kita syukuri? Mengapa sesuatu yang kita harapkan tidak berjalan sesuai rencana? Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari kegagalan tersebut? Dalam melihat cara kita beribadah pada Tuhan, kita bisa merefleksikan sudahkah kita berapa dalam level taat? Dalam hal pekerjaan sudah seberapa jauh dan tinggi perkembangan dalam karier kita, apakah sudah mencapai tujuan yang telah kita tetapkan, dan apa saja yang masih perlu untuk ditingkatkan. Kemudian dalam hal hubungan dengan anggota keluarga, bagaimana cara kita menjaga hubungan dengan orang-orang terdekat kita, apakah kita sudah cukup memberikan perhatian dan kasih sayang, atau berapa banyak yang perlu untuk diperbaiki.

Dalam hal gaya hidup dan pola pikir, seberapa banyak usaha kita untuk hidup dalam kondisi sehat secara paripurna baik sehat secara fisik dengan olah raga dan makan makanan bergizi, cukup jam tidur dan keterpenuhan konsumsi air putih juga sehat secara mental yang salah satunya dengan mengurangi pemicu stres dan kondisi tertekan serta memastikan bahwa kita tidak terjebak dalam pinjaman online, pembayaran model paylater untuk mengejar validasi orang lain tetapi benar-benar sehat secara finansial. 

Ketika berbicara evaluasi diri, sebenarnya kita tidak hanya sedang menilai diri sendiri, tetapi kita juga akan melihat bagaimana kita menerima dan menghargai setiap proses yang terjadi dalam hidup. Akan ada sesi kegagalan dan kesulitan yang menghampiri kita dan tentunya menjadi bagian dari perjalanan yang mesti kita lalui sebagai upaya kita menuju ke arah kedewasaan. Yang terpenting adalah, evaluasi terhadap diri harus dilakukan dengan jujur, agar kita dapat melihat dengan tepat bahwa setiap langkah, apakah itu yang berarti besar maupun kecil, memiliki nilainya masing-masing. Selain sadar bahwa jika kita mengatakan beriman maka meyakini QS. Al Ankabut ayat dua adalah mutlak adanya. 

Rasa Syukur yang Terus Tumbuh. Refleksi di akhir tahun yang kita lakukan bisa memberikan kesempatan untuk menumbuhkan rasa syukur. Biasanya kita hanya fokus pada apa yang belum tercapai dan hal apa saja yang belum kita tuntaskan. Kita lupa telah banyak hal positif yang sebenarnya telah terjadi. Kita sangat sering tidak menghargai hal-hal kecil yang telah berhasil kita lampaui. Padahal pondasi kebahagiaan yang bernama rasa syukur itu penting dalam kehidupan karena dengan rasa syukur, kita memiliki tambahan prosentase energi sehingga kita bisa melangkah lebih jauh ke depan. Dan tentunya, semua yang telah dan akan kita lakukan karena murni campur tangan Tuhan.

Harapan dan Optimisme Tahun 2025. Langkah selanjutnya setelah kita bercermin adalah membuat rencana dengan segala harapannya. Sebagai sebuah simbol hadirnya kesempatan kedua yang Tuhan berikan untuk kita, maka tahun yang akan kita jalani menjadi semacam kesempatan untuk kita dapat memperbaiki diri dan meraih impian yang lebih baik lagi. Tahun yang akan kita lalui adalah waktu yang tepat bagi kita untuk mengatur niat serta merencanakan segala hal lebih konkrit dan terukur sehingga semakin membawa kita lebih dekat pada pencapaian dari semua rencana kita. 

Harapan yang kita miliki bisa berupa perubahan yang bersifat sederhana, seperti menjadi pribadi yang lebih sabar dan lebih pemaaf, atau lebih memiliki komitmen dalam teamwork dalam kerja profesional, bisa juga memantaskan diri untuk bertemu penyempurna separuh agama, menikah bagi yang masih single di tahun 2025. Harapan juga bisa bersifat lebih praktis, seperti mencapai kesehatan finansial, memperbaiki pola hidup sehat, atau mempererat hubungan dengan orang-orang terdekat dan tercinta. Dan yang paling penting adalah bagaimana kita memiliki komitmen dan konsistensi dalam mewujudkannya bukan hanya angan-angan kosong tanpa tindakan.

Dalam menyusun langkah-langkah konkrit kita harus tetap realistis dan menyadari bahwa akan ada hal yang bisa berjalan sesuai harapan dan ada hal yang berjalan tidak sesuai harapan, semacam skala prioritas. Ini mengharuskan kita memiliki persiapan yang matang dan sikap pantang menyerah. Jika di tahun sebelumnya kita mampu melewati berbagai kesulitan, tantangan, dan bahkan kegagalan maka tahun selanjutnya bisa bangkit dengan semangat yang lebih tinggi.

Kunci untuk melihat segala hal dengan harapan yang tinggi adalah sikap optimis walaupun terkadang kenyataannya tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan. Kita memiliki keyakinan bahwa masalah tidak mungkin tidak ada tetapi setiap masalah memiliki solusi dan setiap tantangan bisa dihadapi. Walau mungkin kita harus memulainya dari awal lagi, tetapi Tuhan masih memberikan kesempatan untuk kita di tahun berikutnya. Sehingga kita perlu memiliki semangat dan sikap yang lebih positif.

Menghargai Waktu, Menjaga Keseimbangan. Waktu adalah sumber daya yang tidak bisa digantikan jika sudah kita lalui, dan kita sering terlalu sibuk dengan rutinitas sehingga lupa untuk menikmati hidup. Maka di kesempatan bergantinya angka pada tahun menjadi pengingat bagi kita tentang pentingnya menghargai waktu. Evaluasi diri yang kita lakukan di akhir tahun memungkinkan kita untuk menilai bagaimana kita telah menggunakan waktu kita, apakah kita telah memberikan cukup waktu untuk diri sendiri, untuk keluarga, dan untuk hal-hal yang memang kita anggap penting?

Momen bergantinya angka pada tahun, bisa kita gunakan untuk memastikan bahwa kita bisa lebih hati-hati dan bijak dalam menggunakan waktu. Ada waktu untuk istirahat, jeda, dan kegiatan yang memberikan kebahagiaan baik kegiatan individual maupun berkelompok. Selain waktu untuk kita bekerja dan berusaha mencapai ambisi-ambisi kita. Ruang untuk menjaga keseimbangan dalam hidup menjadi penting untuk mencapai kebahagiaan yang sejati.

Lebih Siap dan Lebih Bijak. Ketika kita merenung melakukan evaluasi perjalanan hidup, mestinya kita akan sampai pada mode lebih bijak menghadapi segala situasi, baik yang kita secara sadar menginginkan berada dalam situasi tersebut maupun situasi pilihan Tuhan yang kita sebenarnya tidak menginginkannya. Di setiap situasi, lagi-lagi menyertakan rasa syukur menjadi hal penting yang harus dilakukan. Karena kita masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik.

Sertakan sikap optimis untuk merencanakan masa depan dengan tekad dan komitmen demi terwujudnya semua impian. Menjadi versi terbaik dari diri kita serta mampu menyesuaikan diri ditengah kemajuan teknologi adalah sebuah bentuk penghargaan kepada diri. Kualitas personal kita lebih matang sehingaa kualitas sosial di lingkungan masyarakat juga meningkat. Tetap on the track dan melihat dengan wajar, mampu adil, dan melakukan harmonisasi di segala lini. Semoga kita dapat menghadapi tahun yang akan kita sambut kehadirannya dengan lebih siap, lebih sehat, lebih bijak, dan lebih bersemangat.

Gita Ivani Gresela Waruwu

Polisi rekayasa arus di Pantai Padang saat malam tahun baru

Previous article

Arti Memanusiakan Manusia dan Contoh Sikapnya dalam Keseharian

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Berita