November lalu saya memutuskan untuk mengunjungi orang tua saya yang ada di kampung halaman, Pariaman, Sumatra Barat. Sebelumnya saya berdomisili selama 1 tahun di Grobogan, Jawa Tengah, dan bekerja sebagai guru. Libur semester ini, saya mendapat jatah libur lumayan panjang, kurang lebih satu bulan. Perjalanan dari Jawa Tengah ke Jakarta saya gunakan pesawat untuk akomodasi, sedangkan Jakarta-Padang saya naik bus.

            Saya mengeluarkan biaya sekitar Rp.550.000 untuk tiket bus Jakarta-Padang. Keberangkatan dimulai dari terminal Rambutan. Dari sinilah, perjalanan dan pengalaman berkesan saya dimulai. Saya akan merangkumnya menjadi 3 poin:

1. Ask First!

Penting sekali untuk menanyakan perihal “abcd” selama perjalanan ini, apalagi jika kamu pergi sendirian/ solo travelling. Contohnya: Saat kamu sampai di terminal, biasanya akan ada orang yang tiba-tiba baik sekali menyambutmu, dan mengantarmu ke posisi parkir bus. Namun, ternyata itu scame. Awalnya saya mengira itu semecam kernek yang sedang mencari penumpang, ternyata bukan. Jarak bus saya ternyata hanya beberapa langkah dari titik kedatangan saya. Setelah selesai bicara dengan petugas bus, orang yang tadi membawa tas saya langsung meminta imbalan. Saya beri beberapa pecahan dua ribu, namun tidak diterima. Akhirnya saya ambil semua uang ribuan saya, baru dia terima. Saya berasa agak sedikit terkejut, bukan perihal uangnya, tapi perihal tawaran kebaikan yang di awal tanpa basa basi, ternyata itu bagian pekerjaannya. Penting juga untuk bertanya nama lokasi dan durasi setiap perjalanan, karena sewaktu saya menyebrang dengan kapal, saya lupa dimana lokasi bus. Saya juga berpisah dengan penumpang yang lain. Namun, karena saya tahu berapa durasi perjalanan lautnya, saya manfaatkan waktu untuk turun ke parkir duluan mencari bus saya. Perihal makakan juga begitu ya! Kalau tidak ada papan harganya, Tanya dulu sebelum membeli.

2. Prepare for Emergency Thng

Kamu punya penyakit bawaan? Penting banget baca bagian ini. Sebagian bus memang ada petugasnya yang mengurus keadaan penumpang, namun kebanyakan tidak menyediakan fasilitas itu. Saya adalah orang yang sering mabuk perjalanan. Jadi saya pasti membawa banyak obat anti mabuk, untuk jaga-jaga. Di hari pertama, saya hanya minum saat pagi. Ternyata efek obatnya berhenti saat malam. Saya sudah berasa ada yang mau bergerak muntah dari tenggorokan. Saya berencana mau minum obat lagi, tapi saya tidak ada kudapan yang bisa dijadikan pengganjal. AC buspun, sangat dingin. Saya rasa waktu saya tepar sekali. Hingga tiba-tiba, saya muntah. Berkali-kali. Tidak ada yang peduli, literally saya harus mengemasi semuanya sendiri dan menghadapinya sendiri. Prepare yourself.

MENJAGA TOLERANSI DALAM BERAGAMA

Previous article

Es Rumput Laut Legendaris Pariaman

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *