Di tengah dinamika kehidupan modern, sering kali muncul pandangan yang keliru bahwa nasionalisme dan agama adalah dua hal yang saling bertentangan.
Namun, sebenarnya keduanya dapat saling memperkuat dan berjalan harmonis, membentuk dasar yang kokoh bagi kemajuan sebuah bangsa.
Sementara itu, Nasionalisme sebagai perwujudan cinta tanah air, mendorong setiap individu untuk berkontribusi bagi kemajuan dan kesejahteraan negara. Ini melibatkan rasa bangga terhadap identitas, budaya, dan sejarah nasional. Di sisi lain, agama memberikan panduan moral dan spiritual yang mengajarkan nilai-nilai universal seperti keadilan, kasih sayang, dan persaudaraan.
Ketika dipahami dengan benar, nasionalisme dan agama bukanlah dua kutub yang berlawanan, melainkan dua kekuatan yang saling melengkapi. Ajaran agama yang mengajarkan cinta kepada sesama dan menjaga harmoni dalam masyarakat sejalan dengan semangat nasionalisme yang mengajak setiap warga negara untuk bekerja sama demi kesejahteraan bersama dan menjaga persatuan. Nilai-nilai religius seperti kejujuran, keadilan, dan perdamaian sangat relevan dalam membangun sebuah bangsa yang kuat dan bermoral.
Bahwa sejarah juga telah membuktikan banyak tokoh nasional yang menggabungkan semangat religius dan nasionalisme dalam perjuangan mereka. Di Indonesia, misalnya, tokoh-tokoh seperti Soekarno dan Hasyim Asy’ari menunjukkan bagaimana agama dan nasionalisme bisa bersatu dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Mereka memperlihatkan bahwa komitmen religius yang mendalam tidak menghalangi, tetapi justru menginspirasi pengabdian kepada negara.
Akan tetapi, kita perlu melihat nasionalisme dan agama sebagai dua sisi dari mata uang yang sama. Keduanya mempromosikan nilai-nilai luhur yang penting untuk membangun masyarakat yang adil, damai, dan sejahtera. Nasionalisme yang didasarkan pada nilai-nilai religius mampu menciptakan masyarakat yang tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga bermoral tinggi.
Penting bagi kita untuk memahami dan mengajarkan bahwa nasionalisme dan agama dapat berjalan selaras.
Melalui analisis ini bahwa benar dalam penerapan nilai-nilai keduanya, agar kita dapat membangun bangsa yang kokoh, harmonis, dan berkeadaban tinggi. Dengan demikian, kita bisa meraih cita-cita kemerdekaan dan kesejahteraan yang diimpikan oleh para pendiri bangsa. Inilah saatnya kita memperkuat ikatan antara nasionalisme dan agama demi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Penulis : Suprio Jaya Putra (Peserta Regenerasi Duta Damai BNPT Reg. Sumbar 2024)
Comments