Ronda adalah budaya bangsa yang wajib untuk dilestarikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Ronda diartikan sebagai berkeliling kampung atau lingkungan untuk menjaga keamanan. Sementara itu menurut McGraw Hill Dictionary Media sosial adalah sarana yang digunakan oleh orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain dengan cara menciptakan, berbagi, serta bertukar informasi dan gagasan dalam sebuah jaringan dan komunitas virtual. Jika dikaitkan antara ronda dan media sosial dapat diambil kesimpulan bahwa ronda media sosial adalah upaya seseorang atau kelompok dalam menjaga lingkungan jaringan komunikasi virtual.
Millenial dikaitkan sebagai kelompok umur yang tidak bisa lepas dari kemajuan informasi dan teknologi ini yaitu media sosial. Dirilis di socialmediatoday waktu yang dihabiskan oleh kaum milenial rata-rata 9 jam dalam satu hari. Hal ini tentunya membawa dampak positif dan negatif sendiri. Di webside lain telah banyak dibahas tentang dampak yang ditimbulkan karena terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial atau di depan smartphone bagi kaum millenial atau remaja. Melalui tulisan ini penulis ingin menyampaikan bagaimana kaum millenial now!!! Seharusnya di media sosial.
Generasi millenial di anggap sebagai aset paling berharga bagi suatu bangsa karena jika kaum millenial dapat mengembangkan segala potensi dirinya akan membawa dampak positif bagi perkembangan suatu bangsa. Jika generasi millenial tidak diarahkan dengan baik oleh orang-orang terdekat mereka justru akan membawa pengaruh yang tidak baik dan justru akan menjadi beban untuk perkembangan suatu bangsa. Ditahun 2017 bangsa indonesia dihebohkan oleh para penyebar hoaks dan ujaran kebencian di media sosial yang di lakukan oleh kelompok –kelompok tertentu atau individu yang semua anggotanya adalah kaum milenial atau anak muda. Hal ini adalah contoh bagaimana kaum millenial dimamfaatkan dengan hal-hal yang tidak membawa dampak yang positif dan cenderung negatif.
Munculnya kelompok-kelompok anti hoaks atau ujaran kebencian di berbagai penjuru indonesia saat ini menjadi harapan bagi indonesia karena sebagian besar anggota kelompok anti hoaks dan ujaran kebencian adalah kaum millenia. Diharapkan kelompok ini menjadi pemicu kepedulian dari kaum millenial lain untuk aktif memerangi hoaks dan ujaran kebencian di media sosial. Untuk jangka panjang tentunya diharapkan generasi muda lebih menjadi aset kemajuan bangsa dengan aktif memerangi hoaks dan ujaran kebencian di media sosial. Isu-isu hoaks dan ujaran kebencian di media sosial saat ini dijadikan sebagai musuh paling menakutkan di media sosial karena dapat memberikan dampak negatif dan tidak jarang menimbulkan keresahan ditengah masyarakat indonesia.
Ronda media sosial bisa dianggap sebagai alternatif dalam menjaga keamanan lingkungan media sosial dari isu hoaks dan ujaran kebencian. Cara mendeteksi suatu berita dianggap hoaks atau berbau ujaran kebencian yaitu dengan menggunakan literasi media atau mengecek pembenaran berita di media sosial. Biasanya isu hoak dan ujaran kebencian dicirikan dengan judul provokatif dan pemberitaannya menyinggung tokoh-tokoh tertentu yang berujung kepada ujaran kebencian. Generasi milleniar di anggap sebagai generasi yang dapat memerangi isu hoaks dan ujaran kebencian di media sosial karena generasi ini rata-rata memiliki kemampuan dalam bersosial media yang baik.
Sudah saatnya generasi millenial menjadi pahlawan bagi indonesia. Lambat laun merekalah yang akan meneruskan bangsa ini, jika generasi muda tidak diarahkan dengan baik maka indonesia akan terus terjebak sebagai negara berkembang dan tidak akan pernah menjadi negara maju. Tentunya hal ini bukan menjadi keinginan bangsa indonesia makanya berbuatlah hal yang terbaik untuk generasi muda indonesia arahkan mereka ke hal yang positif, ajaklah mereka berdiskusi, berilah ruang kepada mereka dan salurkanlah potensi mereka ke hal yang positif. (GH).
Comments