Sebenarnya apa yang salah dengan pakaian tradisional / pakaian adat yang diwariskan oleh leluhur bangsa Indonesia?
Bagi penulis sendiri sebenarnya tidak ada masalah jika seseorang mencintai, menyukai, pakaian dari negara lain seperti China, Korea, Arab, India, Amerika dan negara-bangsa negara lainnya. Yang menjadi permasalahan bagi penulis adalah ketika mereka yang mengagungkan pakaian dari negara lain kemudian memusuhi bahkan menganggap yang mengenakan pakaian adat daerah asli Indonesia di katakan kuno, terbelakang, sesat, syirik, musrik, kafir, haram dan lain sebagainya.
Jika yang mengatakan hal tersebut adalah orang dari negara lain maka penulis yakin banyak dari masyarakat Indonesia yang akan memerangi, tapi sayangnya yang mengatakan hal tersebut justru adalah Warga Negara Indonesia tentu hal ini begitu sangat menyakitkan, ketika diperangi akan terjadi perang saudara dan ketika dibiarkan akan semakin menenggelamkan budaya bangsa sendiri. Dan sepertinya mereka tidak pernah ingat bahwa itu adalah peninggalan leluhur mereka sendiri.
Penulis jadi teringat pesan dari Bapak Proklamator yang mengatakan “Perjuanganku jauh lebih mudah karena mengusir penjajah, tetapi perjuangan mu jauh lebih susah karena melawan bangsa mu sendiri” Soekarno. Dan hal tersebut akan sangat amat susah ketika mereka yang memusuhi pakaian adat bersembunyi dalam pakaian keagamaan ketika di proses secara hukum, akan diangkat isu sebagai anti agama tertentu atau bahkan menzolimi ulama. Dari hal tersebut penulis juga jadi teringat ungkapan seorang filsuf yang berbunyi “Jika ingin mengisi orang bodoh, bungkuslah sesuatu yang batil dengan agama” Ibnu Rusyid.
Dan sepertinya mau diakui atau tidak, masyarakat Indonesia masih banyak yang berpendidikan rendah, hal tersebut tentunya tidak lepas dari peranan para penjajah yang telah menyengsarakan rakyat Indonesia selama ratusan tahun, sehingga banyak orang yang tidak terpelajar dan melahirkan generasi penerus yang bodoh, malas, mudah terprofokasi, mudah di adu domba.
Pakaian adat tradisional Indonesia dianggap mengundang birahi, ada pepatah mengatakan “Kejahatan terjadi bukan hanya karena niat, tapi juga ada kesempatan” Ingat kesempatan adalah indikator kedua, sedangkan indikaror utama adalah niat. Jika seseorang dalam benak pikirannya tidak pernah terbesit untuk melakukan perbuatan asusila, sekalipun melihat wanita yang berpakaian terbuka, maka kejahatan tidak akan pernah terjadi. Tetapi meskipun seseorang telah menutup dirinya dengan sangat rapih, tetapi jika mereka yang pikirannya diliputi “niat” untuk melakukan kejahatan dimanapun dan kapan pun kejahatan dapat terjadi. Seperti baru-baru ini yang santer di beritakan di media televisi, ada tempat pendidikan yang menyediakan asrama putri untuk anak didiknya dan justru sering menerima perlakuan kekerasan seksual, yang lebih miris lagi pelakunya adalah para pendidik yang notabene adalah para ulama dan peserta didiknya menggunakan pakaian tertutup rapih.
Penulis disini memberi apresiasi kepada kelompok/golongan/komunitas Perempuan Bersanggul Nusantara, Wanita Bersanggul Indonesia, dan masih banyak lagi lainnya yang terus berjuang untuk melestarikan pakaian adat nusantara, agar pakaian tradisional adat daerah di Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Comments