Tulisan By Nuraini
Di sisi yang lain,bila kita melacak akar kata dan cabangnya mengenai kata “Islam” di atas, terlihat titik terang bahwa di dalam al-Qur’an, makna “kedamaian” lebih popular ketimbang makna “agama”. Dalam pandangan Dr. Aksin Wijaya (Dari Membela Tuhan Ke Membela Manusia. Hal.178), beliau menyebutkan bahwa; “penempatan kata “Islam” sebagai agama yang bersifat ekslusif, dalam posisi sentral semantk al-Qur’an, tidak dapat dipertahankan secara semantis. Sebaliknya, kata “Islam” dalam arti kedamaian-lah yang sejatinya ditempatkan sebagai poros semantik al-Qur’an.”
Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad Saw, Nabi telah menggabrkan pengertian menjadi seorang Muslim “Orang Islam adalah orang yang dapat menyelamatkan orang lain dari lisan dan tangannya.” Olehnya itu, apabila seorang Muslim bertemu sesame Muslim dinajurkan untuk memberikan “assalamualaikum” demi terciptanya perdamaian. inilah potret wajah Islam yang orisinil yang bersikap damai dan memberikan kedamaian bagi orang lain.
Seseorang yang memahami ajaran agama secara rasional lagi filosofis, maka dia akan menemukan ajaran agamanya lebh substantif dan mendorong dia untuk lebih bersifat terbuka, humanis yang sejalan dengan asas nilai universalitas kemanusiaan. Karena itu, marilah kita kembali dari jihad asghar menuju jihad akbar, sepatutnya kita harus mendeklrasikan tentang nalar kedamaian dengan cara yang bijak, nasihat dan diskusi yang baik. Dengan kata lain, kita tanggalkan “agamaisasi kekerasan” dan bergerak pada dakwah Islam yang secara aksi nyata ke “nalar kedamaian” yang cinta sebagai kendaraanya.
Comments