Tulisan By Nuraini

Wahai ibuku Kartini, apa kabar ibu di sana? pasti ibu baik-baik sajakan.

Wahai ibukku Kartini, hari ini  bangsa Indonesia tengah berbahagia dengan memperingati hari-akan perjuanganmu di masa lalu untuk kebebasan kaum perempuan dari belenggu dan budaya patriarki yang begitu mencekik kemanusiaan kaum perempuan.

Wahai ibuku Kartini, apakah engkau tersenyum di alam sana, melihat begitu banyak yang semangat dan berhias ala dirimu, dihari Kartini ini? atau malah sebaliknya?

Wahai ibukku yang pemberani, terima kasih telah berani berjuang melawan kolonialisme dan foedalisme di masa lalu untuk kami kaum perempuan agar memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam hal pendidikan.

Terima kasih telah berani berjuang melawan ketidakadilan yang tidak memanusiakan perempuan, ibu

Karenamu, perempuan hari ini sudah mampu merasakan nikmatnya pendidikan, yang jika dulu hanya mampu dirasakan oleh kaum laki-laki.

Wahai ibukku Kartini, engkau boleh berbangga sekarang, baru saja RUU TPKS di sahkan menjadi UU TPKS untuk perlindungan korban kekerasan seksual.

Walaupun kekerasan seksual, perdagangan perempuan, ketidakadilan gender, diskriminasi, pernikahan anak dan lain sebagainya masih saja terjadi di negeri ini

Wahai ibukku sang pejuang, Izinkan kami untuk terus semangat melanjutkan perjuanganmu hari ini, walaupun perjuangan kami tak seberliku yang engkau hadapi di masa lalu, tapi ini sudah cukup berat bagi kami yang hidup di era hegemoni ilmu pengetahuan dan teknologi ini, tapi kami tak ingin merengek hanya karena tantangan ini, kami akan terus berjuang dan bersuara demi memanusiakan perempuan.

Wahai ibukku kartini, selamat hari Kartini ya, bu, walaupun kami takkan bisa menjadi sepertimu setidaknya semangatmu adalah penyemangat kami untuk merefleksikan diri akan peran Kartini dimasa kini.

dutadamaisumbar

TELADAN GUSDUR DALAM TOLERANSI BERAGAMA, Part II

Previous article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *