Tulisan By Nuraini

Kasus teman saya mengajarkan kepada kita, bahwa Indonesia masih saja mengkotak-kotakkan antara laki-laki dan perempuan dari jenis kelamin semata, tanpa melihat kemanusiaan dan kepasitasnya sebagai manusia. Tradisi-tradisi yang di luar nalar itu tak mestinya kita pupuk hingga saat ini, karena jelas hal tersebut hanya membuat perempuan menjadi korban dalam banyak hal, beruntung teman saya memiliki pasangan yang support sistem, jika tidak, maka mungkin saja ia akan melakukan hal-hal yang merugikan dirinya sendiri dan keluarganya.

            Maka, mari kita sama-sama menolak bias dan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memanusiakan perempuan tersebut. Warisan patriarki yang sudah turun-temurun ini bukan untuk kita rawat apalagi diwariskan kepada generasi selanjutnya, melainkan harus kita putus dari sekarang, serta dimulai dari diri sendiri untuk melihat semua manusia adalah manusia utuh yang memiliki hak dan akses yang sama, serta sama-sama memiliki keberkahan sebagai manusia, laki-laki ataupun perempuan.

dutadamaisumbar

Hai Bestie, Pernikahan Anak Tidaklah Sebercanda Itu, Part 2

Previous article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *