Harmoni dalam keberagaman mengajarkan kita untuk menerima perbedaan dan membangun hubungan yang saling menghormati antara individu dan kelompok. Tolak kekerasan adalah panggilan untuk menolak segala bentuk kekerasan fisik maupun verbal dalam menyelesaikan konflik. Cinta perdamaian mendorong kita untuk menciptakan lingkungan yang damai, mengedepankan dialog serta pemahaman sebagai cara untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Semua nilai-nilai ini sangat penting untuk membangun masyarakat yang inklusif.
Secara keseluruhan, esensi dari ketiga nilai ini adalah membangun masyarakat yang adil dimana setiap individu dapat hidup dengan aman, hormat, dan sejahtera tanpa adanya kekerasan atau diskriminasi.
Harmoni dalam keberagaman, penolakan terhadap kekerasan, dan cinta damai adalah nilai-nilai yang sangat penting dalam konteks sosial, termasuk dalam perspektif Islam. Berikut ini adalah penjabaran mengenai ketiga nilai tersebut:
Harmoni dalam Keberagaman: Islam mengajarkan penghargaan terhadap keberagaman manusia yang diciptakan oleh Allah SWT. Al-Qur’an menekankan bahwa perbedaan bahasa, suku, dan warna kulit adalah tanda kebesaran Allah SWT (QS. Ar-Rum: 22).
وَمِنْ اٰيٰتِهٖ خَلْقُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافُ اَلْسِنَتِكُمْ وَاَلْوَانِكُمْۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّلْعٰلِمِيْنَ
Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasa dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berilmu.
Dalam masyarakat yang beragam ini, harmoni dapat dicapai dengan saling menghormati, saling memahami, dan bekerja sama untuk kebaikan bersama. Rasulullah Muhammad saw juga memberi contoh dengan membangun hubungan yang baik dengan berbagai suku dan agama yang ada di sekitarnya.
Penolakan terhadap Kekerasan: Islam secara tegas menolak penggunaan kekerasan kecuali dalam situasi yang benar-benar membutuhkan bela diri atau pertahanan yang sah. Al-Qur’an menyatakan bahwa membunuh satu jiwa manusia sama saja dengan membunuh seluruh umat manusia (QS. Al-Ma’idah: 32). kecuali dalam kasus-kasus tertentu yang ditetapkan oleh hukum Islam untuk mempertahankan keadilan dan keamanan. Rasulullah saw juga memberikan teladan dalam menyelesaikan konflik dengan cara damai dan tidak menggunakan kekerasan kecuali sebagai upaya terakhir.
مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا ۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ
Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia. Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.
Mengutip NU Online, Tafsir Wajiz dari ayat ini ialah : Pembunuhan yang dilakukan Qabil ini ternyata berdampak panjang bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, kemudian Kami tetapkan suatu hukum bagi Bani Israil, dan juga bagi seluruh masyarakat manusia, bahwa barang siapa membunuh seseorang tanpa alasan yang dapat dibenarkan, dan bukan pula karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka dengan perbuatannya itu seakan-akan dia telah membunuh semua manusia, karena telah mendorong manusia lain untuk saling membunuh. Sebaliknya, barang siapa yang siap untuk memelihara dan menyelamatkan kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan, dengan perilakunya itu, dia telah memelihara kehidupan semua manusia.
Cinta Damai: Islam adalah agama perdamaian (as-salam) dan mengajarkan umatnya untuk mencintai perdamaian. Allah SWT disebut sebagai As-Salam (Sumber Kedamaian), dan Nabi Muhammad saw adalah pembawa pesan damai kepada seluruh alam (QS. Al-Anbiya: 107). Cinta damai dalam Islam mencakup sikap saling menghormati, menolong, dan saling memaafkan antar sesama manusia. Rasulullah saw juga menekankan pentingnya memelihara perdamaian dalam hubungan pribadi, sosial, maupun internasional.
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Maksud dari ayat ini ialah : Tujuan Allah mengutus Nabi Muhammad membawa agama Islam bukan untuk membinasakan orang-orang kafir, melainkan untuk menciptakan perdamaian. Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Perlindungan, kedamaian, dan kasih sayang yang lahir dari ajaran dan pengamalan Islam yang baik dan benar. (Mengutip Tafsir Wajiz, Website NU Online).
Dengan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang membawa harmoni, menolak kekerasan, dan menyebarkan cinta damai dalam masyarakat. Ini adalah inti dari ajaran Islam yang mengajarkan umatnya untuk hidup dalam kedamaian, adil, dan saling menghormati di tengah keberagaman yang ada.
Noted : Tulisan Ini Merupakan Karya Lomba dari Ar Rafi Saputra Irwan (anggota DD Sumbar) dalam memeriahkan HUT BNPT-RI Ke 14 Tahun.
Comments