Ada sebuah makanan manis menurut saya underated di desa Kenteng. Rata-rata masyarakatnya menyukai cendol, sirup nanas, dan es teh. Namun ada yang tidak kalah enak, yaitu bubur campur
Bubur campur ini diisi dengan kacang hijau, cendol mautiara, dan beberapa isian lainnya. Di dalam juga terdapat bahan-bahan yang bisa menghangat badan dan tenggorokan,yaitu jahe. Jajanan ini ada di jual di pertigaan pasar boloh. Bubur ini juga ditambah dengan santan dan guyuran gula jawa cair. Dari sore biasanya ada beberapa orang yang antri. Biasanya yang antri adalah bapak-bapak atau ibu-ibu yang sudah jadi langganan. Jarang pembelinya yang masih remaja atau anak-anak.
Harga cendol ini juga cenderung murah, yaitu Rp 4.500. Harga yang sangat ramah di kantong untuk bubur sekomplit dan seenak itu. Penjualnya juga sangat ramah dan jujur. Saat membeli pertama kali, saya memberikan uang Rp 5.000-an dua lembar, karena saya kira harganya disekitaran Rp 8.000. Penjualnya dengan jujur mengembalikan 1 uang kertas saya dan dibarengi dengan uang koin senilai Rp 500. Saya terkesan dengan prinsip berdagang penjualnya.
Pun tidak sepopuler minuman atau makanan lain, tapi penggemar bubur campur khas grobogan tetap ada. Biasanya mereka yang datang akan memesan dalam jumlah banyak untuk dimakan satu keluarga, atau untuk kenduri dan syukuran.
Comments