Saat membaca buku, menonton drama atau film, pasti kamu pernah melihat atau membaca adegan yang membuat tokoh utamamu harus memilih sebuah pilihan yang berat. Mungkin juga ada pertengkaran, baik batin maupun fisik, yang dialami oleh tokoh dalam sebuah cerita. Rentenan peristiwa itu bisa disebut dengan konflik.
Lantas, apa itu konflik?
Menurut KBBI, konflik merupakan ketegangan atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama (pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu tokoh, pertentangan antara dua tokoh, atau lainnya). Konflik juga berarti percekcokan, perselisihan, dan pertentangan.
Secara garis besar, konflik dalam naskah fiksi adalah elemen cerita yang mencerminkan pertentangan atau benturan yang dialami oleh karakter-karakter dalam cerita. Konflik ini menjadi pusat dari alur cerita yang memberikan ketegangan, tantangan, dan dinamika yang menarik perhatian pembaca. Dalam fiksi, konflik dapat bersifat internal (di dalam diri karakter) dan juga eksternal (melibatkan faktor luar, seperti tokoh lain, lingkungan, atau masyarakat).
Setelah mengetahui pengertian dari konflik, tentu pembahasan berikutnya mengenai jenis-jenis konflik dalam naskah fiksi. Ternyata, banyak jenis-jenis konflik ini yang mungkin tidak diketahui oleh penulis. Apa saja mereka? Simak penjelasan berikut ini.
- Karakter dengan dirinya sendiri: Konflik pertama ini memang jarang menjadi buah pikiran penulis karena mereka fokus pada konflik eksternal. Konflik yang terjadi di dalam diri karakter, biasanya berupa perjuangan emosional, moral, atau mental. Contoh: Seorang tokoh yang bergumul dengan rasa bersalah, waswas, ketakutan, dan bimbang di hati.
- Karakter dengan karakter lain: Konflik ini terjadi antara tokoh utama dengan tokoh lain, baik satu karakter atau banyak karakter. Misal, perseteruan antara istri sah dengan selingkuhan.
- Karakter dengan lingkungan sosial: Konflik ini terjadi antara katakter dengan norma, nilai, atau aturan masyarakat. Contoh: Pernikahan beda agama atau seorang tokoh yang menentang ketidakadilan sosial.
- Karakter dengan alam: Konflik terjadi antara karakter dengan alam atau kekuatan alam. Contoh: Saat seseorang tersesat di hutan belantara, tsunami, bencana alam, dan banjir.
- Karakter dengan takdir: Konflik ini terjadi antara karakter dengan takdir yang tidak bisa mereka ubah. Contoh: Seorang tokoh yang berusaha melawan ramalan masa depan mereka.
Setelah mengetahui jenis-jenis konflik, tentu langkah selanjutnya yang harus kamu ketahui yaitu fungsi dari konflik. Banyak fungsi dari konflik ini, seperti membangun alur cerita, mengembangkan karakter, meningkatkan ketegangan, dan menyampaikan tema dari cerita yang ditulis.
Nah, bagaimana? Apakah kamu tertarik untuk menulis konflik yang plot twist?
Comments