Tulisan By Nuraini
Dalam konteks kekinian dan kedisinian oleh pandangan Allahu Yarham Cak Nur (Nurcholis Madjid) mengenai sikap beragama kita yang masih saja kekanak – kanakan, khususnya umat Muslim yang berada di Indonesia. Pemahaman ajaran yang secara parsial dan ekslusivitas masih saja kita temukan dewasa ini, minimnya literatur bacaan yang mapan justru mencederai kemajemukan dan keberagaman antar umat beragama. Padahal, jika kita telisik di priode Muslim klasik, banyak sekali para ilmuan dengan disiplin keilmuannya sudah telah memberikan teladan yang agung bagi kita semua. Hanya saja di era sekarang kita kurang begitu belajar pada sejarah demi memperkaya khazanah intelektual dan pemahaman kita yang utuh.
Problematika umat yang kita hadapai sekarang ini cukup beragam, dari kasus pembunuhan, bom bunuh diri di berbagai tempat ibadah, pelecehan seksual dalam instansi pendidikan, menebar teror dan lain sebagainya. Hal demikian, sebagai umat beragama khusunya para pemuda dan aktivis muslim tidak seharusnya “bersikap bodoh amat”, tetapi punya kewajiban mewakfkan diri untuk ikut andil dalam membenah dan memutus mata rantai kejahatan tersebut. Jika tidak, maka kejahatan tersebut akan berdampak lebih luas lagi.
Di sini dibedakan antara Islam sebagai agama yang berasal dari Tuhan yang secara normatif tertuang di dalam al-Qur’an, sebagai ajaran dari Tuhan yang tidak terikat oleh ruang dan waktu dan berkarakter sakral. Begitu juga dengan sebaliknya, pemikiran keislaman sebagai hasi karya kreasi manusia yang penuh kekurangan, bersifat relative, dan juga profan. Menunjukka bahwa yang sakral Islam sebagai agama, sedangkan pemikiran keislaman adalah profane. keduanya tentu sangat berbeda dan perlu kehati – hatian terhadap keduanya.
bersambung part 3…
Comments