Jika ada yang bilang leluhur Bangsa Indonesia itu kerdil, bisa jadi mereka adalah penjajah. Faktanya leluhur bangsa Indonesia berhasil mengalahkan Pasukan Mongol yang merupakan pasukan terkuat di Asia.

Gabungan pasukan Mongol dan Majapahit di bawah Raden Wijaya, dan Arya Wiraraja berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri. Pasca kemenangan tersebut, pasukan Mongol melakukan pesta pora. Tapi di sisi lain, Raden Wijaya dan pasukannya langsung pulang tanpa ikut berpesta pora bersama pasukan Mongol.

Raden Wijaya harus memikirkan taktik bagaimana mengalahkan Tentara Tartar yang terkenal tangguh dan tidak pernah kalah di peperangan. Segala strategi dikerahkan oleh Raden Wijaya untuk menaklukkan Pasukan Tartar. Pasukan Tartar yang mengawalnya ke Majapahit dihabisi secara singkat oleh pasukan Majapahit.

Selain itu serangan juga dilakukan ke markas utama tentara Mongol. Serangan tiba-tiba itu membuat pasukan Mongol kocar-kacir hingga banyak yang tewas. Sisa pasukan yang ada melarikan diri ke pesisir pantai.

Tetapi sebagaimana dikutip dari “Sandyakala di Timur Jawa (1042 – 1527 M) : Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Hindu dari Mataram Kuno II hingga Majapahit”,
Lagi-lagi strategi Raden Wijaya begitu jitu ketika menyiapkan pasukan Majapahit menghadang di pantai. Pasukan Rakryan Mantri Adikara berhasil menghancurkan kapal-kapal Mongol. Hal ini membuat Pasukan Mongol dipukul mundur secara kacau, apalagi ancaman angin muson yang dapat membawa mereka pulang akan segera berakhir. Mereka terancam terjebak di Pulau Jawa untuk enam bulan berikutnya.

Setelah semua pasukan naik ke kapal di pesisir, mereka bertarung di laut dengan armada Majapahit. Armada pasukan Majapahitpun berhasil menghalau mereka untuk berlayar ke Quanzhou selama 68 hari. Akibat dari serangan itu, pasukan Mongol kehilangan 3.000 prajurit terbaiknya, dengan total 12.000-18.000 terbunuh.

Tak hanya itu, ada banyak prajurit yang ditawan tapi tidak diketahui jumlahnya. Sementara banyak kapal Mongol yang juga berhasil dihancurkan oleh Rakryan Mantri Arya Adikara. .

Kekesalan Pasukan Mongol sedikit terobati usai mereka menghukum mati Jayakatwang dan anaknya. Hal ini sebagai ungkapan rasa kesal dan kekecewaan atas perbuatan penikaman dari belakang oleh Raden Wijaya. Jayakatwang sendiri sebelum dihukum mati di pelabuhan Ujung Galuh, sempat menggubah sebuah karya sastra berjudul Kidung Wukir Polaman.

Pada Juni 1293, pasukan tersebut tiba di Mongol. Mereka membawa anak-anak Jayakatwang dan beberapa perwiranya, yang berjumlah lebih dari 100. Mereka juga memperoleh peta negara, catatan populasi, dan sebuah surat dengan huruf emas yang dituliskan oleh sang raja.

Kekalahan bala tentara Mongol oleh orang-orang Jawa hingga kini tetap dikenang dalam sejarah Mongol. Sebelumnya mereka nyaris tidak pernah kalah di dalam peperangan melawan bangsa mana pun di dunia. Selain di Jawa, pasukan Kubilai Khan juga pernah hancur ketika akan menyerbu daratan Jepang.

Akan tetapi kehancuran ini bukan disebabkan oleh kekuatan militer bangsa Jepang, melainkan oleh terpaan badai yang sangat kencang, sehingga memorak-porandakan armada kapal kerajaan dan membunuh hampir seluruh prajurit di atasnya.

Suyadi

Belajar dari Milyader yang tidak tau malu

Previous article

TUHAN, BAGAIMANA CARANYA PULIH?

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Edukasi