Mr. Sandwich adalah seorang milyuner Thailand yang jatuh miskin saat krisis ekonomi Asia tahun 1997, lalu ia menjadi penjaja sandwich dijalanan.

Sirivat Voravetvuthikun, nama asli Mr. Sandwich, tadinya hidup super mewah sebagai pengembang properti dan pemain saham. Ia biasa berjudi, dan pernah menghabiskan Rp. 2 milyar dalam semalam.

Saat krisis, bank menyita seluruh propertinya, namun Sirivat masih berhutang Rp. 180 milyar. Ia sempat depresi, tetapi tidak bunuh diri seperti beberapa pengusaha lain yang bangkrut saat itu.

Sirivat menyalahkan dirinya karena terlalu rakus berhutang untuk bisnis.

Tetapi ia menerima kenyataan lalu memutuskan untuk berjualan sandwich di pinggir jalan dengan sebuah kardus yang dikalungkan di lehernya.

Hari pertama, ia harus menahan malu mendengar orang bertanya, Anda kan multi milyuner, mengapa berjualan sandwich?

Ia menjual 40 sandwich hari itu.
Ia pernah dikejar-kejar polisi karena berjualan di pinggir jalan.

Kini usaha sandwich-nya bernilai lebih dari Rp. 45 Milyar, meluas menjadi usaha restoran dan minuman kaleng. Ia berencana membuka warabala serta mendaftarkan bisnisnya di bursa saham.

Motto Mr. Sandwich, “Lebih baik malu daripada mati.”

Keberhasilannya ini didukung oleh kemampuannya mengelola emosi negatif (malu, menyesal, depresi, dll).

Ia tidak berandai-andai (“Coba waktu itu saya…”), karena ini tidak akan menyelesaikan masalah.

Fokus pada kegagalan justru akan membuat seseorang bertambah gagal.
Fokuslah pada masa depan.

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari Mr. Sandwich ini.

Suyadi

Rapor Rycko Amelza Dahniel Sebagai Kepala BNPT Terkait Serangan Teroris

Previous article

Pasukan terkuat di Asia dikalahkan oleh Majapahit.

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Edukasi