Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melantik Komjen Rycko Amelza Dahniel sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Senin (03/04/2023), di Istana Negara, Jakarta. Pelantikan dilakukan bersamaan dengan pelantikan Ario Bimo Nandito Ariotedjo atau Dito Ariotedjo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).

Tak ada serangan teroris di Indonesia sepanjang tahun 2023 hingga Juni 2024. Namun di sisi lain, jumlah remaja intoleran meningkat.

Hal itu disampaikan Kepala BNPT Komjen Mohammed Rycko Amelza Dahniel dalam paparannya saat rapat dengan Komisi III DPR RI, Senin (10/6).

Berikut rincian data aksi terorisme di Indonesia sejak 2018:

  • 2018: 19
  • 2019: 11
  • 2020: 11
  • 2021: 6
  • 2022: 2
  • 2023: 0

“Sepanjang tahun 2023 sampai Juni 2024, alhamdulillah tidak terjadi serangan terorisme, zero terrorist attack di Indonesia. Global Terorism Index Indonesia juga semakin baik dari posisi 24 di 2022 dan 2023 menjadi posisi 31 di 2024,” kata Rycko. Sebagaimana dilansir lewat laman kumparan.com

Namun di sisi lain, tren positif itu juga tak serta merta baik. Sebab, menurutnya ada pergerakan konsolidasi sel-sel teror.

Proses radikalisasi justru meningkat di kalangan perempuan, anak, dan remaja yang merupakan kelompok yang rentan di masyarakat.

“Fenomena ini menunjukkan perubahan tren pola serangan teror di Indonesia dari hard menuju soft approach of attack,” sambung Rycko.

Datanya menurut Kajian I-KHUB BNPT Outlook 2023 seperti ini:

Remaja

  • Intoleran: 70,2 persen
  • Intoleran pasif: 22,4 persen
  • Intoleran aktif 5 persen
  • Berpotensi terpapar: 0,6 persen

“Meski peningkatannya hanya 1 digit, kondisi ini bisa menjadi masalah besar mendatang. Karena bahan baku utama radikalisme adalah intolerensi yang sungguh tidak kompatibel dengan negara kebangsaan Indonesia yang dibangun dalam berbagai perbedaan,” sebut Rycko.

Dirinya mengkhawatirkan ke depan, bibit-bibit intoleran itu dapat berkembang dalam menciptakan rasa ekslusivisme. Yakni mengkategorikan orang yang berbeda dengannya sebagai lawan

“Ideologi ini pada tahap berikutnya dapat menyebabkan ekslusifisme, yang seringkali menggunakan jubah dan atribut keagamaan. Merasa diri dan kelompoknya paling benar, kelompok lain yang tidak sejalan dianggap salah, berhadapan harus dihancurkan, dikafirkan atau dihalalkan darahnya,” tambahnya.

Gusveri Handiko
Blogger Duta Damai Sumbar Tamatan Universitas Andalas Padang Menulis Adalah Salah Satu Cara Untuk Berbuat Baik

    BUKU EKSTRIM DALAM MENGULITI MAKNA DARI KEHIDUPAN MANUSIA

    Previous article

    Belajar dari Milyader yang tidak tau malu

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in Berita