Beberapa waktu lalu presiden terpilih RI ke 8 Prabowo Subianto menghadiri pertemuan dengan para purnawirawan TNI. Dimana pada pertemuan yang hangat tersebut para purnawirawan TNI memakai baret yang berbeda-beda.
Baret TNI ternyata memiliki warna berbeda-beda di setiap kesatuannya. Topi berbentuk bulat dan pipih ini menjadi salah satu kebanggaan pasukan TNI.
Hal itu dilakukan untuk memperoleh baret tersebut tidaklah mudah. Selain itu, setiap prajurit harus memiliki keahlian dalam bertempur dan keterampilan khusus lainnya.
Latihan ekstrem dan terkadang sangat membahayakan harus ditempuh demi mendapatkan baret tertentu. Berikut rangkuman warna baret di TNI beserta kesatuannya,yang dirangkum melalui tni.mil.id dan sumber lainnya.
1. Baret Hijau
Baret ini digunakan di lingkungan Markas Besar TNI AD, Markas Kodam, serta satuan teritorial seperti Kodim dan Koramil. Baret ini berwarna hijau terang dengan lambang Kartika Eka Paksi.
Yaitu lambang burung Garuda dengan perisai Merah Putih dan satu bintang di atasnya. Baret hijau dipakai kecabangan Infanteri dari tingkat Pusat Kesenjataan Infanteri (Pusenif) hingga tingkat pasukan yaitu Batalyon Infanteri.
Satuan tempur terbesar Angkatan Darat yaitu Kostrad (Komando Cadangan Strategi Angkatan Darat). Satuan ini juga menggunakan baret berwarna hijau.
2. Baret Merah
Baret TNI yang cukup dikenal luas adalah baret merah yang dikenakan Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Baret Kopassus berwarna merah darah dengan emblem Tribhuana Candraca Satya Dharma.
Komando Pasukan Katak (Kopaska) yang juga merupakan satuan khusus milik TNI AL turut mengenakan baret berwarna merah tua. Lambangnya berupa jangkar yang di depannya terdapat katak memegang tombak trisula.
Satuan Komando Operasi Khusus (Koopsus) TNI juga mengenakan baret berwarna merah dengan emblem bergambar tiga buah anak panah. Koopsus TNI beranggotakan personel-personel terbaik tiga matra.
Yakni Satuan 81 Kopassus, Satuan Bravo 90 Paskhas. Berikutnya Satuan Detasemen Jalamangkara (Denjaka).
3. Baret Hitam
Baret ini digunakan oleh pasukan Kavaleri dengan emblem lambang Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pusenkav) yaitu Tri Daya Cakti. Lambangnya berupa tank dengan latar belakang pedang dan tombak bersilang serta tapa kuda di atasnya.
Baret hitam juga dikenakan Korps Kapal Selam atau dengan berlambang Hiu Kencana. Emblem ini berbentuk segi delapan yang di dalamnya terdapat jangkar dan dua ekor hiu berwarna emas.
4. Baret Cokelat
Baret ini digunakan oleh satuan Armed (Artileri Medan). Lambangnya berupa gambar dua buah meriam saling berhadapan dan dua amunisi arteleri dengan posisi tegak di bagian tengah.
Baret cokelat juga dikenakan Arhanud (Artileri Pertahanan Udara). Emblem pada baret cokelatnya menggunakan lambang berupa busur panah dengan anak panah yang siap ditembakkan ke atas.
5. Baret Biru
Baret ini dikenakan oleh Polisi Militer (PM). Emblem pada baret PM ditandai dengan lambang dua pistol bersilang dalam bingkai segi lima berwarna emas.
Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad) juga mengenakan baret berwarna biru. Hanya saja Puspomad mengenakan emblem bergambar topeng Gajah Mada dengan seloka Satya Wira Wicaksana.
Sama dengan Puspomad, baret biru juga dikenakan Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal). Yang membedakan adalah emblemnya, selain dua revolver bersilang juga terdapat gambar jangkar yang mengambarkan matra laut.
6. Baret Ungu
Baret ini dikenakan oleh Korps Marinir TNI AL. Baret ini menggenakan emblem berlambangkan jangkar dengan lingkaran yang di dalamnya terdapat keris dan peta Indonesia.
Selain itu, baret unggu juga dikenakan Batalyon Intai Amfibi (Yon Taifib) di bawah Korps Marinir. Hanya bedanya pada baret Yon Taifib, terdapat Brevet Trimedia dengan gambar penyelam dan parasut di atasnya.
7. Baret Jingga
Korps Pasukan Khas (Kopaskhas) merupakan pasukan elite yang berasal dari satuan TNI Angkatan Udara. Mereka mengenakan baret bewarna jingga.
Pada baret jingga Paskhas terdapat emblem lambang berupa perisai dengan gambar parasut, senapan, dan artileri pertahanan udara. Pada lambangnya terdapat tulisan semboyan Paskhas, Karmaye Vidikaraste Mafalesu Kadatjana.
Comments