Uni emirat Arab adalah sebuah negara penghasil minyak di timur tengah yang mayoritas penduduknya beragama islam. Dimana 70 penduduk UEA adalah Islam dengan kepercayaan Islam Sunni sebesar 85% dan 15% Syiah.

UEA mungkin dikenal seluruh dunia baru satu atau dua dekade terakhir ini dimana setelah di buka menara Bruj Khalifa atau ketika banyaknya pengusaha minyak di UEA melebarkan sayap ke Eropa untuk berbisnis di jalur olahraga atau hiburan.

Satu dekade terakhir UEA bukan dikenal sebagai salah satu negara penghasil minyak terbesar didunia namun jauh lebih dikenal sebagai negara dengan hiburan terbesar di timur tengah. Walaupun hanya sedikit memiliki lokasi wisata alam namun mereka banyak membuat wisatawan buatan seperti gedung Bruj Khalifa yang menyajikan kompleks hiburan dan penginapan.

Bagaimanakah mereka bisa menjadi magnet destinasi wisata baru di timur tengah, bukankah Islam dikenal sebagai agama yang sulit untuk bisa toleran kepada agama lain?

Memang benar di negara Eropa dan Amerika Islam lebih dikenal sebagai agama yang tidak terlalu toleran pada agama lain karena banyaknya kejadian yang melibatkan unsur agama islam yang berbau kekerasan yaitu tindakan terorisme. Tentunya hal ini menjadi masalah tersendiri bagi negara Islam di timur tengah untuk bisa maju secara menyeluruh.

Lalu Bagaimana negara itu bisa keluar dari masalah fundamental ini? Mereka terus belajar untuk hidup toleransi dalam segala bidang di kehidupan masyarakat uni emirat Arab. Hal ini menjadi masuk akal karena untuk membangun bisnis di jalur pariwisata dan bisnis layanan adalah dengan merubah cara pandang orang kepada kita, yang dulunya negara teluk lebih dikenal tidak toleran maka hal ini harus dirubah menjadi negara teluk adalah negara yang toleran. Hal ini harusnya juga menjadi bahan bagi Indonesia, kenapa harus membuat wisata halal? Apakah itu justru mengkotak-kotakan orang? Seharusnya hanya membuat area wisata dengan petunjuk yang jelas, mana makanan yang haram mana yang tidak!

satu hal yang menjadi aturan baku bagi penggiat wisata dan hiburan di UEA yaitu ketika azan, dimana azan menjadi panggilan bagi umat Islam untuk beribadah ketika itulah mereka berhenti untuk beraktivitas. Berhenti disini bukan diam namun mengurangi intensitas bekerja, artinya mereka belajar untuk menghormati.

Toleransi bukan diartikan sebagai pengekangan berpendapat maupun berekspresi namun toleransi lebih mendorong seseorang untuk berusaha belajar untuk menghormati orang lain dalam perkataan maupun perbuatan. Jika ada kota/kabupaten di Indonesia yang ingin memajukan daerahnya lewat industri jasa dan pariwisata. Jika masyarakatnya tidak terbiasa ataupun di dorong untuk membudayakan kehidupan yang toleran maka yakinlah daerah itu tidak akan bisa di jalur tersebut karena modal dasarnya tidak terpenuhi. Coba saja kita lihat daerah wisata terbesar di Indonesian pasti rata-rata penduduk nya mempunyai sifat yang toleran.

UEA menerapkan sistem spot makanan halal dan non halal saja. Mereka tidak menentukan kawasan tertentu untuk memisahkan penganut agama tertentu untuk lebih di utamakan. tempat hiburan malam tetap dibiarkan hidup dengan tenang karena sudah pasti orang dengan kepercayaan agama Islam yang kuat tidak akan mendekati wilayah tersebut. Mereka percaya agama itu ada didalam hati setiap orang sekeras apapun budaya lain menggerus kepercayaan Islam tidak akan pernah bisa dilakukan. Namun mereka sampai sekarang masih mengaku belajar karena Toleransi akan terus di grogoti oleh kepercayaan yang bar-bar sampai berujung pada kekerasan karena kurangnya literasi informasi.

Gusveri Handiko
Blogger Duta Damai Sumbar Tamatan Universitas Andalas Padang Menulis Adalah Salah Satu Cara Untuk Berbuat Baik

    BNPT Raih WTP Yang Ke-7 Secara Beruntun

    Previous article

    Bukittinggi Mendapatkan Penghargaan dari KPAI

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in Edukasi