Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam jenis kebudayaan dan tradisi.  Perbedaan inilah membuat Indonesia beragam dan memiliki keunikan tersendiri, tak terkecuali di Sumatera Barat.

Sumatera Barat memiliki beberapa keunikan tersendiri pada setiap  daerahnya dalam merayakan lebaran. Sobat damai udah tau belom nih tradisi unik yak ada di Sumbar?

Yok cekidot langsung aja kita bahas apa aja sih keunikan suasana yang ada hanya di Sumbar!

Rakik-Rakik

Acara “Rakik-rakik,” merupakan  salah satu tradisi Anak Nagari Salingka Danau Maninjau, sebutan untuk warga Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, dalam memeriahkan malam takbiran.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Agam, Hadi Suryadi, SH, tradisi tersebut sudah ada sejak lama. Bahkan sejak zaman penjajahan Belanda, tradisi itu sudah ada, dan berkembang sampai ke alam kemerdekaan.

Dulu, pertunjukan “Rakik-rakik” dimeriahkan hampir seluruh anak nagari-nagari di salingka Danau Maninjau. Bahkan bentuk “Rakik-rakik” pernah dilombakan antarnagari. Menjelang malam takbiran, para pemuda membuat rakik (rakit) bambu. Rakik-rakik dihias dengan lampu obor dan lampion, sehingga terlihat indah dan megah di perairan danau.

Manjalang

Manjalang merupakan tradisi yang dilakukan para istri orang Minang sepekan menjelang hari raya tiba. Para istri ini akan datang ke rumah mertua dan kekuarganya dengan membawa kuliner khas Padang, seperti lamang, tapai ketan, lapek sipuluik, ondeh-ondeh, nasi beserta sambalnya. Tradisi yang telah ada sejak lama ini merupakan wadah untuk semakin mempererat silahturahmi antara istri dengan keluarga suami.

Kabau Sirah

Tradisi unik satu ini dilakukan oleh masyarakat Minangkabau yang berada di Kecamatan Sintoga, tepatnya di daerah Kabupaten Padang Pariaman. Masyarakat akan menyembelih kerbau untuk menyambut lebaran. Penyembelihan dilakukan secara berkelompok, bersama dengan masing-masing surau suku

Tradisi kabau sirah adalah acara memotong kerbau yang dilakukan secara berkelompok dari setiap surau suku. Hasil sembelihan kemudian diolah menjadi berbagai jenis masakan khas Padang, yang kemudian dibagikan ke masyarakat.

Bantai Adat

Kegiatan ini hampir sama dengan kabau sirah. Masyarakat akan melakukan penyembilah hewan yang kemudian akan dibagikan ke seluruh warga kampung. Warga bisa memesan daging tersebut dalam hitungan dengan sebutan istilah ‘onggok’. Satu onggok, harganya biasanya mencapai Rp. 200.000. Setiap orang dapat memesan sejumlah daging sesuai kebutuhan. Dan biasanya banyak dari mereka akan memesan dalam jumlah besar. Karena daging itu akan dibagi dengan yang lain.

Manambang

Menambang merupakan kegiatan yang biasanya dilakukan anak-anak di saat momen hari raya Idul Fitri tiba. Setelah sholat ied, anak-anak akan bergerombol bertamu ke setiap rumah. Dan pihak tuan rumah biasanya akan memberikan sejumlah uang sebagai THR. Biasanya beberapa hari sebelum hari raya, masyarakat dengan sengaja menukarkan uang baru untuk diberikan kepada anak-anak ketika manambang,

Pulang Basamo

Pulang basomo adalah pulangnya para perantau Minang ke kampung halaman secara bersama-sama. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh ikatan keluarga Minang di tanah rantau. Nuansa kekerabatan, persaudaraan, serta kepedulian terasa sangat kental dalam momen ini. Bisa dikatakan sudah sangat mendarah daging. Bahkan orang Minang akan patungan ongkos jika ada anggota kekerabatan yang kesulitan untuk bisa pulang basamo.

Sesampainya di tanah Minang, para masyarakat akan menyambut kedatangan para perantau dengan penuh suka cita. Terkadang mereka juga memasang spanduk ucapan selamat datang. Selain bersilahturahmi, di kampung halaman ini para masyarakat dan perantau biasanya akan menggelar acara hiburan dan bakti sosial serta mengumpulkan dana yang kemudian digunakan untuk membangun kampung.

Namun sayangnya, pada masa pandemi seperti ini momen pulang basamo ditiadakan demi memutus rantai covid-19.

Malamang

Lamang (Lemang) merupakan salah satu penganan yang penting di Hari Raya Idul Fitri. Tradisi memasak lamang atau disebut malamang ini masih terus dipertahankan warga di Kota Padang. Diantaranya, dapat kita ditemui di Sungai Lareh, Kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang.

Ini merupakan kegiatan rutin, dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri. Nanti disajikan ke tamu yang datang atau bisa juga untuk dibawa ke rumah mertua,

Kue VOC

Saat Idul Fitri akan banyak hidangan khas Padang yang tersaji. Salah satu yang melegenda adalah kue VOC. Kue kuno ini telah ada sejak masa penjajahan Belanda. Dan merupakan kue yang sangat digemari orang Belanda saat itu. Itulah mengapa kue ini dinamakan kue VOC. Keunikan kue terletak pada model dan rasanya.

Setiap tradisi yang ada tentunya memiliki filosofi serta makna mendalam. Tradisi ini juga menceriitakanmengenai ragam budaya yang ada di Indonesia. selain itu, keunikan ini tentunya mengingatkan kita untuk terus menjaga budaya dan tradisi yang ada.

sumber : www.sumbarsatu.com

Husnul Hayati
Writing is a place for growing up.

    Lebaran Bikin Berat Badan Naik, Salah Siapa?

    Previous article

    Memaknai Idul Fitri Di Tengah Pandemi Covid-19

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *