Jika Anda adalah orang yang belajar politik maka anda akan paham bahwa politik adalah alat. Politik adalah alat untuk bisa melakukan apa saja di atas dunia ini yang berkaitan dengan hubungan manusia. sadar atau tidak sadar dalam keseharian anda telah melakukan politik jika anda berhubungan dengan orang lain. Namun politik yang harus dibangun adalah politik positif bukan sebaliknya.

Politik positif mungkin bisa disamakan dengan simbiosis mutualisme dimana ada hubungan saling menguntungkan. Namun apakah hanya menguntungkan kedua belah pihak saja tentu tidak seharusnya adalah menguntungkan semua belah pihak inilah politik yang terus dicari dan tentunya tidak akan mudah.

Jika saat ini Anda adalah seorang direktur dari sebuah perusahaan maka politik apa yang harus anda terapkan di perusahaan anda? Yaitu politik memperkerjakan orang yang punya kapasitas dan kapabilitas di bidangnya. Tentunya ketika HRD memutuskan seseorang di posisinya tidak akan di putuskan sendirian namun akan di ambil keputusan secara bersama-sama. Jika direktur dari perusahaan tersebut tentunya anda akan menempatkan orang kepercayaan anda di posisinya demi menjaga keberlansungan perusahaan anda dari sektor SDM. Bagaimana memposisikan orang kepercayaan anda inilah yang dinamakan politik. Alhasil apapun anda dan dimanapun ada dan diposisi apapun anda, anda tidak akan pernah lari dari dunia politik.

Dunia perpolitikan di Indonesia mungkin merupakan salah satu dunia perpolitikan yang paling konflik di dunia. Bagaimana tidak di Indonesia pernah memiliki 172 parpol peserta pemilu pada tahun 1955. Tentunya sangat sulit berpolitik saat itu di jajaran level negara.

Namun saya sangat yakin banyak rakyat Indonesia tidak tahu hal tersebut. Lambat laun masyarakat Indonesia menjadi melek berpolitik yang di triger oleh perkembangan media sosial. seolah-olah media sosial menjadi tuhan baru di dunia politik. Bagi mereka yang berjiwa muda maka akan memanfaatkan platform media sosial untuk menunjukkan hasil kerjanya kepada masyarakat. Kita contoh saja presiden Jokowi, gubernur Jawa barat Ridwan Kamil dan gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo.

Namun media sosial juga dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu mulai dari oposisi sampai pada kelompok radikal sehingga bermunculan lah provokasi di media sosial. Namun benang merahnya sudah terlihat bahwa ketika seseorang memberontak dalam berpolitik biasanya karena ladang uang mereka mandek dan makin sulit memanen ladang uang mereka. Hal yang paling mudah menjaga eksistensi yaitu dengan menjelek-jelekan lawan politik mereka. Namun ada juga kelompok radikal yang sampai menghasut ke arah pemberontakan dengan di perhalus dengan pemakzulan presiden.

Ini adalah hal yang biasa dalam politik apalagi Indonesia adalah negara multi partai dan multi suku bangsa sehingga gesekan-gesekan akan terus terjadi. Apalagi ketika isu kelokalan telah di bawa-bawa keranah politik. saat ini yang sering di seret adalah isu ke agamaan yang diseret kedunia politik dengan mengatasnamakan Islam. Ini sudah mulai tidak sehat lagi, lalu apa penyebabnya? Kenapa terlalu mudah rakyat Indonesia di goreng oleh pihak tertentu dan di seret kedunia politik?

Pertama adalah kekurangan literasi, dengan minim literasi bermedia dan minim budaya membaca maka masyarakat akan jauh lebih mudah dimanfaatkan oleh mafia politik. Kedua adalah sulitnya memberi pujian kepada orang lain apalagi mereka dari lingkungan yang berbeda dengan kita. Ditambah ketika mereka tidak satu pandangan berpolitik dengan kita maka akan sangat sulit untuk memberi pujian. Itulah politik yang harus terus di pelajari sehingga Indonesia akan terus maju dalam berfikir dan tidak di penjara oleh politik kepentingan itu sendiri.

Gusveri Handiko
Blogger Duta Damai Sumbar Tamatan Universitas Andalas Padang Menulis Adalah Salah Satu Cara Untuk Berbuat Baik

    Perbedaan Memang Harus Ada Konflik

    Previous article

    Pentingnya Berpikir Kritis Sebagai Benteng Diri

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in Edukasi