Kasus pelecehan seksual semakin marak terjadi di Indonesia. Korbannya mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP)  70 tahun 2020 tentang tata cara pelaksanaan kebiri kimia, pemasangan alat pendeteksi elektronik, rehabilitasi, dan pengungkapan identitas pelaku kekerasan seksual terhadap anak yang ditandatangani secara resmi.

Peraturan Pemerintah yang telah ditandatangani oleh Jokowi pada 7 Desember 2020 adalah turunan dari Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Kebiri kimia digunakan oleh pelaku pelecehan seksual anak. Predator seksual adalah julukan  orang yang mengeksploitasi anak untuk aktivitas seksual. Hal ini dilakukan untuk memuaskan hasrat seksual mereka.  

Untuk mengatasi kekerasan seksual terhadap anak perlu diberikan pencegahan. Agar pelaku tidak menangkap korban lagi. Pelecehan seksual tentu saja menyakiti anak-anak.

Apa itu kebiri kimia?

Kebiri kimia merupakan salah satu cara untuk menekan fungsi hormon testosteron yang tinggi. Kebiri kimia dilakukan dengan cara menyuntik orang yang  kadar hormon testosteronnya tinggi. Hal ini untuk dapat mengurangi pesan hormonal.

Anda juga dapat menghentikan peningkatan fungsi hormon testosteron  tinggi. Dengan memberinya bahan kimia yang fungsinya bisa menekan hormon testosteron.

 Dengan diberikannya tindakan ini, predator seksual dapat mengontrol dirinya dalam bertindak dan tidak akan melakukan hal keji tersebut.

Jenis Kebiri

Ada dua jenis teknik hukuman kebiri yaitu kebiri fisik dan kebiri kimia.

Kebiri fisik dicapai dengan memotong alat kelamin luar si pemerkosa dan membiarkan si pelaku kekurangan  testosteron. Ketika orang kekurangan hormon testosteron, libido mereka berkurang. Namun, di zaman modern ini, kebiri fisik sudah tidak berlaku lagi  dan digantikan dengan kebiri kimia.

Kebiri kimia, di sisi lain, memasukkan bahan kimia antiandrogen ke dalam tubuh manusia, mengurangi produksi hormon testosteron tubuh. Hasil akhirnya  sama dengan kebiri fisik. Androgen, juga dikenal sebagai hormon pria, mengatur segala sesuatu yang terlibat dalam sistem reproduksi pria.

Sekarang, androgen yang paling aktif dan dominan adalah testosteron. Seperti dilansir BBC (13 Oktober 2016), testosteron merupakan hormon yang memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah fungsi seksual. Hormon testosteron menyebabkan gairah seksual pada pria dan menyebabkan penis ereksi.

Dengan kata lain, ketika antiandrogen masuk ke dalam tubuh,  gairah seksual pria berkurang. Seperti dilansir Kompas.com (22/10/2015), Wimpie Pangkahila, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar mengatakan, proses kebiri kimia dilakukan dengan pemberian pil atau suntikan hormon antiandrogen. selesai.

Menurut dr Nugroho Setiawan, spesialis andrologi di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta Selatan, pemberian  antiandrogen menyebabkan reaksi berantai antara otak dan testis. “95% produksi testosteron  berasal dari sel Lydig di testis pria.

Pemicu produksi testosteron adalah hormon luteinizing yang dikeluarkan dari kelenjar hipofisis anterior  otak,” katanya. Nugroho dikutip BBC Indonesia. “Nah, zat anti-testosteron menghalangi kelenjar otak untuk memproduksi hormon yang menyebabkan produksi testosteron.

Ketika ditekan,  testis tidak secara otomatis menghasilkan testosteron, jadi itu saja,” tambahnya. Hal ini menyebabkan pria kekurangan hormon testosteron dan kehilangan libido.

Efek Kebiri Kimia Kebiri kimia dapat berdampak buruk seperti penuaan dini. Antiandrogen dapat mengurangi kepadatan tulang, membuat tulang lebih keropos dan meningkatkan risiko osteoporosis.

Antiandrogen juga dapat mengurangi massa otot, yang meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyimpan lemak dan  meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, menurut Wimpy. Harap dicatat bahwa kebiri kimia bersifat sementara.

Kebiri kimia  tidak bersifat permanen atau sementara. Artinya, ketika antiandrogen dihentikan, efeknya  berhenti dan pemerkosa  mendapatkan kembali fungsi seksual baik dalam hasrat seksual dan kapasitas ereksi.

Husnul Hayati
Writing is a place for growing up.

    KONSOLIDASI DEMOKRASI, FASE YANG DI RINDUKAN

    Previous article

    Apa Kamu Tidak Malu?

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in Edukasi