Sebelum membahas Surga dan Neraka ada baiknya menulas sedikit tentang makhluk Surya yang disebut Bidadari.

Kata bidadari berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “Vidya/Widya” dan “Dari/Dara”. Vidya/Widya berarti pengetahuan/kebijaksanaan/kecerdasan, sedangkan kata Dari/Dara artinya sifat feminim dan maskulin atau sifat netral tanpa bias gender. Jadi, Vidyadari/Widyadari alias Bidadari artinya perempuan atau laki-laki yang berpengetahuan atau orang yang sudah mencapai level tercerahkan. Perempuan atau laki laki yang sudah mencapai pencerahan maka disebut bidadari

Kata surga berasal dari bahasa sansekerta yaitu “Swarga” dan “loka”. Kata Swarga berarti jalan menuju cahaya. Loka artinya alam. Jadi Swargaloka berarti jalan atau titian menuju alam bagi orang-orang yg sudah tercerahkan secara spiritual. Makan surga itu spiritual, bukan material/fisik, bukan tempat dalam pengertian fisik

Kata Neraka juga berasal dari bahasa sansekerta yaitu “Naraloka”. Nara berarti anak/manusia, Loka artinya alam. Naraloka artinya alam anak/manusia, yang merupakan alam dimana manusia hidup mulai dari bayi, kanak-kanak, remaja, hingga berusia tua untuk menjalani hidup dan kehidupannya dengan segenap sukha, dukha, lara dan aneka dinamika kehidupan di dalamnya. Perjalanan kehidupan manusia ini dikenal dengan istilah roda kehidupan yang terus berputar yaitu siklus kehidupan yang dialami setiap manusia

Dalam konsep spiritual, untuk menjadi Vidyadari atau Bidadari maka manusia (baik perempuan maupun laki-laki) harus tercerahkan spiritualnya secara paripurna, memahami hakikat sejati kehidupan manusia terlahir di muka bumi ini untuk apa? Jawabnya adalah untuk berdharma bakti (melakukan amal kebajikan) demi menjalani atau menunaikan suratan hidup yang disebut Karmapala. Karena setelah kelahiran ini ada kehidupan yang lain, sehingga wajib hukumnya untuk melakukan kebaikan.

Selain memiliki kebijaksanaan atau pengetahuan dan kecerdasan, Vidyadari atau Bidadari juga dikatakan cantik atau menawan. Kecantikan yang dimaksud bukan karena fisik, tapi lebih kepada efek dari sifat bijaksaaan, kecerdasan atau pengetahuannya. Itulah maka manusia yang tercerahkan akan memiliki jiwa yang lembut, penuh cinta kasih, berbudi luhur, hal tersebut menggambarkan kecantikan batinnya

Hanya manusia yang sudah mencapai level Vidyadari atau Bidadari dengan pengetahuan atau kebijaksanaanyalah yang akan selalu berada di jalan yang terang menuju alam Swargaloka atau alam surga

Menjauhkan diri dari nafsu seks dan nafsu duniawi lainnya seperti marah, benci, iri hati, dendam, serakah, kebodohan batin, Inilah enam musuh yang ada pada diri manusia yang harus dikendalikan dan dikalahkan agar menjadi manusia yg tercerahkan

Di alam Swargaloka, manusia yang tercerahkan sudah tidak memiliki keinginan atau nafsu duniawi. Di Swargaloka, para bidadari tidak lagi menginginkan seks, bahkan sekedar berniat untuk melakukan hubungan seks itupun tidak ada, karena seksualitas adalah keinginan atau kebutuhan materi/jasad, bukan kebutuhan Ruhani atau spiritual

Dan faktanya rohaniwan ataupun ulama yang dapat mengendalikan nafsu indranya memiliki kualitas spiritual yang baik, minimal tidak tersangkut hukum lantaran melakukan tindak kejahatan pelecehan seksual.

Suyadi

3 Cara Meningkatkan Kemampuan Public Speaking Berdasarkan Buku Talk Like Ted

Previous article

Profil Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel Pengganti Komjen Pol Boy Rafli Amar

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Opini