Beberapa tahun menjelang dan sesudah pemilu 2019 media Facebook banyak digunakan sebagai media sosial propaganda untuk menyebar berita Hoaks dan ujaran kebencian. Celaknya banyak pengguna media social facebook tidak melakukan literasi media terlebih dahulu sehingga informasi ditelan mentah-mentah dan lebih mengkawatirkan adalah berita bohong dan ujaran kebencian tersebut di sebarkan lagi. Satu teori propaganda adalah menyebarkan berita bohong, yang menarik perhatian masyarakat jika berita bohong ini semakin banyak yang menyebar luaskan maka lambat laun beri bohong akan menjadi suatu kebenaran di tengah masyarakat. Inilah hal yang paling ditakutkan oleh masyarakat yang peduli dengan bangsa ini, bukan berarti masyarakat yang yang ikut menyebar luaskan berita bohong tersebut tidak peduli dengan Indonesia namun mereka tidak sadar saja atau belum mempunyai kemampuan dalam menelaah informasi yang beredar.


Di bulan suci Ramadan ini, melakukan literasi media dan berusaha mengkounter isu hoaks dan ujaran kebencian adalah bentuk jihad yang sesungguhnya dan berkeyakinan bahwa inilah bentuk perang yang harus dilakukan oleh umat islam Indonesia saat ini. Bagaimanapun tanggung jawab menjaga keutuhan Negara kesatuan republic Indonesia bukan hanya tanggung jawab pemerintah tapi juga merupakan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia terutama umat islam yang merupakan agama dengan jumlah penganut terbesar di Indonesia.


Jika kita menyinggung masalah jihad yang sering di dengung-dengungkan oleh kelompok yang gemar akan unsur kekerasan yang sering mengatakan bahwa umat islam harus mampu melawan siapapun yang mengganggu ketentraman umat islam dimana saja. Harus di akui bahwa ada pergerakan dari kelompok terorisme seperti ISIS dan JAD yang melakukan pola yang hamper mirip dengan hal demikian. Kita tidak perlu berspekulasi dan mengganngap mereka adalah bagian dari 2 kelompok teroris tersebut namun kita perlu berhati-hati dengan pergerakan mereka dan terus mengontrol pergerakan mereka di media social jika memang sudah mengkhawatirkan dan takut mengganggu ketentraman masyarakat, silahkan dilaporkan seperti ke Cyber POLRI atau melalui Getar Media di aps Playstore yang dimiliki oleh Badan Nasional Penanngulangan Terorisme atau BNPT.


Menurut penulis inilah yang sebenarnya Jihad di era demokrasi seperti sekarang ini. Jihad yang sesungguhnya bukanlah berperang namun jihad adalah bagaimana seseorang melawan hawa nafsunya dan berupaya sebaik mungkin menjaga ketentraman hidup bermasyarakat. Tidak semua orang diberi kesempatan untuk berjihad namun pasti ada kesempatan untuk berjihad tersebut yang diberikan oleh Allah SWT kepada umatnya. Jika anda adalah seorang guru berusahalah sebaik-baiknya dalam mengajarkan kebaikan kepada murid anda bukan hanya pelajaran semata, jika anda adalah ASN/PNS berusahalah untuk melayani masyarakat sebaik-baiknya dengan hati, jika anda adalah Polisi atau TNI berusahalah menjaga keutuhan NKRI dari ancaman dalam/luar negeri dan yang lebih penting dan paling mudah jika anda pengguna media social maka bijaklah dalam memakainya jangan sekali-kali menshare berita negative tanpa ada solusi dan lebih seringlah melakukan literasi media supaya anda dapat diberi kesempatan untuk berjihad.

Gusveri Handiko
Blogger Duta Damai Sumbar Tamatan Universitas Andalas Padang Menulis Adalah Salah Satu Cara Untuk Berbuat Baik

    Politik dan Pelintiran Kebencian

    Previous article

    Lahirnya Pancasila bagi Kaum Milenial

    Next article

    You may also like

    Comments

    Tinggalkan Balasan ke Anonim Batalkan balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in Edukasi