Arus perkembangan zaman semakain menantang apa lagi di era digital ini. nilai Nasionalisme akan semakin terancam seiring maraknya gerakan radikalisme, isu-isu yang memprovokasi dari berita-berita hoaks dan ujaran kebencian. Keharmonisan dalam masyarakat mulai menipis dengan dicuat isu perbedaan Agama, suku ras dan bahkan perbedaan pilihan politik.

Pemuda Indonesia dalam sejarahnya cukup memainkan perannya dalam mendesain setiap peristiwa besar perubahan bangsa ini, bahkan sekaligus menjadi aktor utama dalam peristiwa tersebut. hal ini bisa dikatakan bahwa pemuda telah memiliki daya responsivitas yang tinggi dalam menerjemakan semangat zamannya masing-masing. Namun disisi lain kenyataan memilukan yang juga sering mengemuka perdebatan dan pertengkaran sesama kaum muda karena terbawa arus provokasi.

Dua tahun terahir konflik karena pilihan politik menjadi penyebab utama adanya kegaduhan yang menimbulkan kecemasan dalam masyarakat. Tergambar oleh wajah sosial media yang banyak digunakan oleh masyarakat. Seiring jumlah pengguna akun sosial media dari tahun ketahun semakin mengalami peningkatan baik dari segi jumlah akun-akun palsu maupun akun resmi. Hal ini tentu juga meningkatnnya penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian yang bertujuan untuk mengiring opini kemudian membentuk persepsi masyarakat pengguna sosial media yang salah terhadap berita yang terjadi sebenarnya.

Dampak negatif dari media sosial salah satunya pengguna malas berinteraksi terhadap sesama di dunia nyata, kurang peduli dengan dunia nyata. Media sosial dijadikan alat untuk melakuakan tindak kejahatan dan penyebaran informasi bohong atau hoaks yang sangat mengancam kerukuanan beragama. Hal tersebut tentu saja tidak bisa dibiarkan perlu kerja sama antara pemerintah dan masyarakat untuk meminimalisir pengaruh media sosial yang merusak kerukunan umat beragama.

Apabila sebuah paham nasionalisme dan pancasila sebagai identitas bangsa dapat kita terapkan dan jalankan dalam kehidupan kita sehari-hari, mungkin negara ini akan terbebas dari segala hal permasalahan yang sedang kita hadapi saat ini. Ya, beberapa konflik antar pemahaman dalam beragama dan perbedaan pilihan politiklah yang membuat kehidupan terkadang menjadikan pemuda salah dalam menyikapinya.

Sosial media salah satu alat untuk mengembangakan kreatifitas di zaman millenial, ahir-ahir ini di pengaruhi oleh berita-berita hoaks perdebatan di mana-mana. Hal ini banyak memberi pengaruh buruk. Maka untuk Menyikapi hal ini sudah selayaknya pemerintah memberikan pemahaman-pemahaman kepada kaum millenial melalui program-program rutin kepada semua elemen masyarakat terutama kaum muda agar tidak berlarut dalam kesibukkan pertengkaran, hoaks atau perbedaan pilihan politik. 

Pemuda Indonesia sudah semestinya semestinya bangkit untuk kembali pada kepentingan- kepentingan berbangsa dan bernegara. mulailah untuk cerdas dalam menilai keadaan bangsa dan tidak terlena karena perbedaan pandangan terhadap sesuatu yang bakal mengambat kemajuan dan kesejateraan masyarakat. Mulailah untuk menjernihkan mindset sebagai pemuda harapan bangsa bahwa Indonesia tidak butuh pemuda yang dalam pikirannya hanya ada dendam terhadap sesama dan kebohongan semata.

Millenial mari cerdas dalam meliterasi berita-berita yang tersebar baik di media online ataupun media cetak. Media sosial semestinya dimanfaatkan untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan menyebarkan konten-konten positif. Sayangnya, beberapa pihak memanfaatkannya untuk menyebarkan informasi yang mengandung konten negatif. Jika hal tersebut dibiarkan, dikhawatirkan akan membahayakan generasi muda. Menyadari hal tersebut, marilah pemuda menjadi bagian dari kelompok yang secara proaktif mengajak masyarakat agar lebih cerdas menggunakan social media.

Ditulis oleh : Iko Juhansyah

product-image

Abyan Adam

PROBLEMATIKA REGENERASI PEMAHAMAN WAWASAN KEBANGSAAN, ADAKAH SEMANGAT JOEANG?

Previous article

Regenerasi Duta Damai Sumatera Barat

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Edukasi